Grobogan, aidsindonesia.com (15/4/2014) - Kasus
HIV/AIDS di Kabupaten Grobogan terbilang cukup tinggi. Tercatat, dari data
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) setempat, awal April 2014 ini, sudah ada 443
kasus dengan 86 penderita di antaranya meninggal dunia.
Ketua KPA Grobogan
Made Jenarka mengatakan dari data yang dihasilkan, korbannya atau para pengidap
HIV/AIDS di wilayah Grogoban sebagian besar ialah ibu rumah tangga (IRT).
Sisanya anak-anak dan pria dewasa.
”Dari jumlah
korban pengidap HIV/AIDS yang meninggal dunia itu, 26 orang adalah anak-anak.
Ini sangat memprihatinkan bagi semua pihak,” kata Made ketika menghadiri acara
Pemahaman Isu Strategis Gender Berbagai Bidang Pembangunan, di Gedung Riptaloka
Purwodadi, kemarin.
Menurutnya, ibu
rumah tangga menempati urutan pertama terjangkit virus HIV/AIDS. Urutan kedua
berasal dari buruh, sekitar 22 persen.
Made menambahkan, kasus HIV/AIDS kali pertama
ditemukan di Grobogan pada 2002 silam. Kecamatan Purwodadi menduduki peringkat
pertama, dengan jumlah penderita mencapai 73 orang. Sedangkan Kecamatan
Kedungjati hanya ditemukan tiga kasus saja.
”Jumlah penderita kasus HIV/AIDS tersebut bukanlah
angka yang sebenarnya. Sebab,
kasus itu bisa dikatakan sebagai fenomena gunung es,” jelasnya.
Lebih lanjut Made menjelaskan, jumlah kasus
tersebut hanyalah yang tampak di permukaan. Biasanya, jika ada 167 kasus, maka
jumlah sebenarnya 100 kali lipatnya. Jika hal itu benar, bisa dijumlahkan
penderita HIV/AIDS sebanyak 167 kasus dikali 100. ”Bisa 16 ribu lebih penderita
yang berada di Grobogan,” imbuhnya. (Nurokhim/Aries Budi/murianews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.