Tanggapan Berita (10/3-2013) – “ .... remaja lebih rentan tertular
penyakit HIV/AIDS, baik melalui narkoba maupun sex bebas.” Ini pernyataan Sumi,
aktivis LSM SIKOK, Jambi, dalam berita ”35 Persen Remaja Postif HIV/AIDS”
(jambi.tribunnews.com, 4/3-2013).
Pernyataan aktivis ini ngawur dan menyesatkan karena tidak ada kaitan
antara penularan HIV/AIDS dan usia. Kerentanan terhadap HIV/AIDS tergantung
pada perilaku seksual orang per orang. Risiko tertular HIV melalui hubungan seksual bukan karena usia tapi karena
perilaku seksual.
Pernyataan Sumi tentang sex bebas juga tidak jelas. Kalau yang dimaksud
Sumi sebagai ’sex bebas’ adalah melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks
komersial (PSK), maka pernyataan itu pun tidak pas. Risiko tertular HIV melalui
hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (dilakukan dengan PSK),
tapi karena kondisi hubungan seksual (salah satu mengidap HIV/AIDS dan
laki-laki tidak pakai kondom).
Disebutkan bahwa kasus HIV/AIDS pada remaja di Kota Jambi sampai tahun 2012
mencapai 35 persen dari kasus yang terdeteksi.
Sumi mengatakan bahwa kebanyakan kasus HIV/AIDS pada remaja tertular
melalui ’seks bebas’.
Persoalannya adalah remja tidak dibelaki dengan pengetahuan tentang
cara-cara yang konkret untuk melindungi diri agar tidak tertular HIV.
Pada masa remaja dorongan hasrat seksual, terutama pada laki-laki, sangat
kuat. Libido itu tidak bisa
diganti dengan kegiatan lain selain hubungan seksual atau masturbasi.
Dalam kaitan inilah remaja memerlukan informasi yang akurat tentang
cara-cara mencegah penularan HIV, terutama melalui hubungan seksual.
Celakanya, Pemkot Jambi tidak mempunyai program penanggulangan HIV/AIDS
berupa intervensi terhadap laki-laki yang melacur agar memakai kondom.
Maka, penyebaran HIV/AIDS di Kota Jambi akan terus terjadi yang kelak
bermuara pada ’ledakan AIDS’.***
- AIDS Watch
Indonesia/Syaiful W. Harahap