Tanggapan Berita (30 Desember 2013) – ”Jabar Targetkan Tak ada Kasus AIDS 2015” Ini judul berita di antarajawabarat.com (23/12-2013). ”Jabar Ditargetkan Bebas Virus HIV di 2015” Ini judul berita di inilah.com (23/12-2013).
Dua judul berita itu sama sekali tidak mencerdaskan karena adalah hal yang
mustahil tahun 2015 tidak ada insiden infeksi HIV baru dan kasus AIDS baru di
Jawa Barat. Maka, dua judul berita itu adalah pembodohan yang justru menjadi
kontra produktif terhadap program penanggulangan HIV/AIDS di Jabar khususnya
dan di Indonesia umumnya.
Pada Gambar 1 jelas tampak betapa penyebaran HIV/AIDS tidak bisa dibendung.
Pertama, soal insiden infeksi HIV baru. Pemprov Jabar dan pemerintah kota dan
kabupaten se-Jabar tidak mungkin bisa mengawasi perilaku semua penduduk,
terutama laki-laki dewasa dan perempuan pekerja seks. Maka, insiden infeksi HIV
baru pun akan terus terjadi pada rentang waktu
tahun 2013-2015.
Kedua, penduduk Jabar yang sudah mengidap HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi pada
tahun 2013 saja akan menularkan HIV kepada orang lain sehingga menjadi kasus
baru pada rentang waktu 2013-2015.
Ketiga, ada insiden infeksi HIV baru yaitu pada laki-laki yang melakukan hubungan
seksual tanpa kondom dengan pekerja seks komersial (PSK) langsung (PSK di
tempat, lokasi atau lokalisasi pelacuran) dan PSK tidak langsung (PSK yang
dipesan, cewek-cewek yang mangkal di hotel, pub, diskotek, kafe, pemijat,
dll.).
Jika mereka tertular pada rentang waktu 2013-2015, maka mereka belum
menunjukkan gejala khas AIDS sehingga mereka tidak terdeteksi. Mereka ini jadi
mata rantai penyebar HIV/AIDS di masyarakat, al. melalui hubungan seksual tanpa
kondom di dalam dan di luar nikah.
Keempat, ibu-ibu rumah tangga yang tertular HIV cari suaminya berisiko menularkan
HIV kepada bayi yang dikandungnya. Celaknya, Pemprov Jabar tidak mempunyai
regulasi untuk mendeteksi HIV/AIDS pada perempuan hamil.
Kelima, kasus insiden infeksi HIV baru juga terjadi pada penyalahguna narkoba
(narkotika dan bahan-bahan berbahaya). Mereka ini juga menjadi mata rantai
penyebaran HIV di masyarakat, al. melalui jarum suntik penyalahguna narkoba dan
hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Kondisi penyebaran HIV/AIDS di Jabar pada priode 2013-2015 bisa dilihat di
Gambar 2.
Disebutkan dalam berita bahwa target Jabar adalah "Zero New HIV
Infection, Zero Discrimination and Zero HIV Related Deaths".
Pertanyaannya: Apa langkah konkret dan sistematis dengan hasil yang terukur
yang dijalankan Pemprov Jabar, Pemkba dan Pemkot se-Jabar untuk mencapai Zero
New HIV Infection (nol kasus infeksi HIV baru)?
Tentu saja tidak ada!
Maka, target itu adalah angan-angan. Mimpi. Bak punguk rindukan bulan.
Kalau Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, bisa menjamin bahwa di Jabar
tidak ada pratek pelacuran dan bisa menjamin tidak ada satu pun laki-laki
dewasa penduduk Jabar yang melacur di Jabar atau di luar Jabar, serta tidak ada
satu pun perempuan penduduk Jabar yang menjadi PSK tentu saja target nol
infeksi HIV baru bisa tercapai.
Tapi, dengan catatan Pemprov Jabar dan Pemkab serta Pemkot se-Jabar
melakukan tes HIV tiap hari terhadap semua penduduk Jabar. Yang terdekteksi
HIV/AIDS dikarantina atau, maaf, dihabisi. Nah, barulah nol kasus baru tercapai
di tahun 2015.
Disebutkan bahwa Gubernur Jabar memfokuskan perhatian kepada kaum perempuan
dan anak karena keduanya menjadi kelompok masyarakat rentan terifeksi HIV/AIDS.
Agaknya, Pak Gubernur lupa kalau sumber penyebaran HIV kepada perempuan,
terutama istri atau ibu rumah tangga, adalah laki-laki. Mereka ini tertular al.
melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK langsung dan PSK tidak
langsung.
Di Jabar tidak ada lagi pelacuran yang dilokalisir dengan regulasi sehingga
praktek pelacuran terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu.
Pertanyaan untuk Gubernur Jabar: Apakah Pak Gubernur bisa mengawasi semua
laki-laki dewasa agar tidak ada lagi yang melacur di Jabar dan di luar Jabar?
Kalau jawabannya tidak, maka target nol infeksi HIV baru pada tahun 2015
adalah mimpi di siang bolong.
Ketika penyebaran HIV/AIDS sudah terjadi antar penduduk secara horizontal,
Pemprov Jabar justru berpangku tangan dengan berangan-angan tanpa menjalankan
program yang konkret dan sistematis untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru,
terutama pada laki-laki melalui pelacuran.
Kita menagih janji Gubernur Jabar pada tahun 2015 nanti: Apakah nol kasus
HIV baru atau ribuan kasus HIV dan AIDS yang baru terdeteksi.***
- AIDS Watch
Indonesia/Syaiful W. Harahap
Melihat kondisi masyarakat kita bahwa hubungan seks yang tidak aman (tidak pakai kondom) terjadi dimana-mana (di lokalisasi dan diluar lokalisasi, di dalam dan diluar nikah) memang slogan 'Zero New HIV Infection' mustahil akan dicapai. Itu baru penularan melalui hubungan seksual. Padahal HIV juga dapat menular dari ibu pengidap HIV ke anaknya, melalui jarum suntik yg terpapar HIV, transfusi darah yang mengandung HIV, dll
BalasHapus