12 November 2013

Pelanggan PSK di Kota Solo Penyebar HIV/AIDS



Tanggapan Berita (13 November 2013) – ”Pelanggan PSK Penyebab Terbesar Naiknya Penderita AIDS.” Ini judul berita di timlo.net (12/11-2013).

Judul berita ini mengesankan ’sumber’ HIV/AIDS ada pada pekerja seks komersial (PSK). Padahal, yang menularkan HIV/AIDS ke PSK justru laki-laki dewasa yang dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami yang bekerja sebagai PNS, aparat keamanan, karyawan, mahasiwa, pelajar, copet, rampok, petani, nelayan, dst.

Itu sebabnya Thailand menjalankan program ’wajib kondom 100 persen’ bagi laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan PSK. Hasilnya? Antara lain persentase HIV/AIDS pada calon polisi dan tentara turun.

Celakanya, program seperti di Thailand tidak bisa dijalankan di Indonesia karena pelacuran tidak dilokalisir sehingga praktek pelacuran terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu.

Yang lebih ironis adalah regulasi pemerintah kota sudah menghapus pelacuran, itu artinya tidak ada lagi pelacuran di Kota Solo. Tapi, kalau disimak dari judul berita tadi itu membuktikan ada pelacuran di Kota Solo.

Dalam berita ada pernyataan: “Dari tahun ke tahun, jumlah penderita HIV/AIDS meningkat cukup luar biasa. Di kota Solo saja, dari tahun 2005 hingga saat ini jumlahnya 225 orang.” Ini disampaikan oleh Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo, Tommy Prawoto.

Data terakhir menyebutkan kasus kumulatif HIV/AIDS di Soloraya mencapai 1.134.

Pengelola program di KPA saja tidak memahami cara pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia sehingga memberikan pernyataan yang ngawur.

Yang meningkat bukan jumlah penderita, tapi kasus yang terdeteksi. Soalnya, banyak penderita atau pengidap HIV/AIDS atau penduduk yang sudah tertular HIV yang tidak terdeteksi.

Pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan dengan cara kumulatif yakni kasus lama ditambah kasus baru. Begitu seterusnya sehingga angka laporan kasus HIV/AIDS tidak akan pernah turun atau berkurang. Bahkan, biar pun semua pengidap HIV/AIDS yang sudah tercatat mati angka laporan tetap tidak akan berkurang.

Disebutkan pula bahwa penyebaran virus HIV/AIDS di Kota Solo meningkat cukup tajam. Pelanggan pekerja seks komersial (PSK) atau yang biasa disebut dengan lelaki beresiko tinggi (LBT) memberikan kontribusi paling besar pada penyebaran virus mematikan itu.

Pertanyaan untuk KPA Kota Solo: Apa program konkret yang sistematis dan terukur yang dijalankan Pemkot Solo untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS?

Tentu saja tidak ada. Bahkan, dalam Perwali Solo No. 4-A Tahun 2008 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS tanggal 15 Mei 2008 juga tidak ada program yang konkret (Lihat: Menyibak Peraturan Walikota Surakarta tentang Penanggulangan HIV dan AIDS - http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/28/menyibak-peraturan-walikota-surakarta-tentang-penanggulangan-hiv-dan-aids-368593.html).

Namun, KPA Kota Solo menjalankan solusi alternatif untuk menekan angka penyebarannya yaitu sosialisasi pada sejumlah tempat lokalisasi yang rentan menyebarkan virus tersebut.

Yang rentan menyebarkan HIV/AIDS bukan lokalisasi, tapi perilaku, terutama laki-laki dewasa yang melakukan hubungan seksual dengan PSK tanpa kondom.

Disebutkan lagi bahwa banyak PSK yang mengatakan bahwa banyak pelanggan, laki-laki dewasa, yang tidak mau memakai kondom ketika sanggama dengan mereka.

Selama tidak ada program yang konkret yang dijalankan dengan regulasi, maka selama itu pula laki-laki ’hidung belang’ tidak akan pernah memakai kondom ketika sanggama dengan PSK.

Maka, insiden infeksi HIV baru pada laki-laki melalui hubungan seksual dengan PSK akan terus terjadi. Selanjutnya, istri mereka pun tertular HIV. Pada akhirnya istri-istri itu akan menularkan HIV ke bayi yang mereka kandung.

Jika itu yang terjadi, maka Pemkot Solo tinggal menunggu waktu saja untuk ’panen AIDS’ karena kasus-kasus yang terus terjada menjadi ’bom waktu’ ledakan AIDS.***

- AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.