Oleh Syaiful W. Harahap
Catatan: Naskah ini ditulis Mei 2000
dimaksudkan sebagai perbandingan apakah kampanye AIDS tahun ini, 13 tahun
kemudian, tetap sama yaitu sebagai mitos
11 penduduk dunia
terinfeksi HIV. Ini menunjukkan epidemi HIV sudah merupakan ancaman utama
terhadap keselamatan umat manLaporan terakhir UNAIDS menunjukkan setiap menitusia.
Jadi, karena vaksin untuk melumpuhkan HIV belum
ditemukan maka upaya yang paling efektif untuk menghindarkan diri dari infeksi
HIV adalah dengan cara melindungi diri sendiri secara aktif. Hal ini dapat
dilakukan setiap orang, khususnya mencegah infeksi melalui faktor risiko
hubungan seks yang tidak aman.
Melindungi diri pada faktor risiko infeksi melalui
hubungan seks yang tidak aman kian penting artinya karena faktor risiko inilah
yang merupakan jalur utama penyebaran HIV. Walaupun probabilitas infeksi per
kontak melalui hubungan seks hanya berkisar antara 0,03% sampai 5,6% per
kontak, tetapi pola penyebaran HIV melalui hubungan seks justru berkisar antara
22-96%. Hal ini terjadi karena setiap orang melakukan hubungan seks yang
berulangkali sehingga probabilitas infeksi yang rendah itu menjadi tinggi.
Faktor risiko penyebaran HIV sangat bervariasi
antara satu negara dengan negara lain. Di RRC, misalnya, faktor risiko utama
justru melalui jarum suntik pada penggunaan narkoba (injecting drug use--IDU).
Di negara lain melalui homoseksual dan lain-lain. Sedangkan di Indonesia jalur
utama penyebaran HIV melalui faktor risiko heteroseksual, dan belakangan ini
dipicu pula melalui jalur IDU.
Maka, amatlah beralasan kalau upaya pencegahan
dititikberatkan pada faktor risiko hubungan seks. Soalnya, penyebaran HIV
melalui transfusi darah tergantung kepada operator yang menyediakan darah
sehingga seorang penerima transfusi hanya bisa pasif.
Di samping itu pencegahan melalui pemakaian jarum
suntik bersama, khususnya di kalangan pengguna narkoba suntikan juga dapat
dilakukan secara aktif karena seseorang dapat menolak memakai jarum yang sudah
dipakai temannya atau orang lain.
Dalam konteks IDU ini di banyak negara sudah
diperkenalkan program pertukaran jarum suntik (needle-exchange program)
yang bertolak dari filsafat harm reduction (pengurangan kerugian),
seperti memakai helm jika naik motor atau memakai sabuk pengaman di mobil.
Artinya, seseorang yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan memakai narkoba
melalui suntikan dianjurkan selalu memakai jarum suntik baru agar tidak
terinfeksi atau menularkan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui darah.
Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat agar
melindungi diri dari infeksi HIV perlu digalakkan KIE (komunikasi, informasi
dan edukasi). Salah satu cara yang dikembangkan media massa, khususnya
televisi, adalah dengan penyampaian informasi. Sayang, anjuran utama dan
pertama yang muncul di layar televisi sangat tidak objektif karena sama sekali
tidak berkaitan langsung dengan infeksi HIV malah sebaliknya menyuburkan mitos
(anggapan yang keliru) seputar HIV.
Anjuran itu adalah "Hindari Seks Bebas".
Jika kita bertolak dari pikiran yang jernih infeksi HIV bisa terjadi, khususnya
melalui faktor risiko hubungan seks, kalau salah satu dari pasangan yang
melakukan hubungan seks sudah HIV positif. Jadi, jika hubungan seks dilakukan
tanpa memakai kondom maka akan ada risiko infeksi.
Jadi, kalau kedua pasangan itu HIV negatif, apa
pun bentuk hubungan seksnya (heteroseksual atau homoseksual) dan sifat hubungan
seksnya (di dalam atau di luar nikah) tetap tidak akan terjadi infeksi HIV.
Tetapi, sebaliknya kalau salah satu dari pasangan itu HIV-positif maka risiko
infeksi akan tetap terjadi kalau dilakukan tanpa kondom biar pun hubungan
seksnya dilakukan secara heteroseksual dan di dalam ikatan pernikahan yang sah.
Jadi, di saat epidemi HIV sudah di ambang mata
akan lebih arif kalau kita mengemukakan fakta yang objektif dan menganjurkan
pencegahan yang realistis. Ini akan jauh lebih efektif daripada menyuarakan
anjuran yang dibalut moral tetapi tidak objektif dan realistis.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.