29 September 2013

Pemahaman HIV/AIDS yang Tidak Akurat


Ternyata biar pun informasi yang akurat tentang HIV/AIDS sudah banjir tetap saja ada yang belum memahami HIV/AIDS secara komprehensif. Buktinya, dalam berita “Pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Malang Capai 98 OrangMedia Indonesia Online 2 Juni 2006 ada pernyataan yang tidak akurat.

Misalnya, disebutkan penularan HIV `melalui seks bebas’. Apa yang dimaksud dengan `seks bebas’? Dalam berita tidak dijelaskan. Tapi, kalau yang dimaksud dengan `seks bebas’ adalah hubungan seks di luar nikah maka pernyataan ini tidak akurat karena tidak ada kaitan langsung antara penularan HIV dengan `seks bebas’.

HIV menular melalui hubungan seks di dalam atau di luar nikah bisa terjadi kalau salah satu adau dua-duanya dari pasangan itu HIV-positif dan laki-laki tidak memakai kondom. Sebaliknya, kalau pasangan itu dua-duanya HIV-negatif maka tidak akan pernah terjadi penularan HIV biar pun dilakukan dengan `seks bebas’.

Di bagian lain disebutkan pula bahwa persoalan yang dihadapi adalah tidak ada kesadaran dari penderita. Ini menyesatkan karena orang-orang yang sudah terdeteksi HIV-positif akan memutus mata rantai penyebaran mulai dari dirinya. Ini fakta. Hal ini terjadi karena sebelum tes dilakukan konseling (bimbingan) sehingga mereka memahami posisinya.

Yang menjadi persoalan besar adalah orang-orang yang sudah tertular HIV tapi belum atau tidak terdeteksi. Mereka inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal antar penduduk secara diam-diam.

Yang menularkan HIV kepada pekerja seks komersial (PSK) juga adalah penduduk laki-laki yang tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV. Maka, yang menjadi `biang keladi’ adalah penduduk, terutama laki-laki, yang sudah tertular HIV tapi tidak terdeteksi.

Hal itu terjadi karena tidak ada tanda, gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik seseorang yang sudah tertular HIV sebelum mencapai masa AIDS (antara 5 – 10 tahun).

Angka kasus HIV yang terus bertambah terjadi karena kegiatan survialans dan VCT (tes HIV sukarela) yang kian gencar. Dengan mendeteksi kasus HIV maka mata rantai penyebaran HIV pun dapat pula diputus.

Syaiful W. Harahap
LSM “InfoKespro” Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.