05 September 2013

Hasil Tes HIV Negatif, tapi Diare Terus-menerus


Tanya-Jawab AIDS No  1/September 2013

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) melalui: (1) Surat ke PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, (2) Telepon (021) 4756146, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.

*****

Tanya: Saya sudah tes HIV pertama kali setelah tiga bulan melakukan hubungan seksual berisiko. Tes dilakukan di klinik VCT di rumah sakit umum di kota saya. Hasilnya negatif. Tes kedua saya lakukan tiga bulan setelah tes pertama. Hasilnya juga negatif. Tes ketiga saya lakukan lima bulan setelah tes HIV kedua. Hasilnya negatif.  Tes kedua dan ketiga di laboratorium swasta. Tapi, kalau buang air besar selalu yang keluar hanya air. Saya sudah ke dokter tapi dikatakan itu sebagai sakit tifus. Tapi, jika obat habis kembali lagi penyakit yang sama. Saya jadi ketakutan.

(1) Berapa kali tes HIV dan bagaimana priode yang dianjurkan setelah melakukan hubungan seksual berisiko?

(2) Apakah tes HIV di laboratorium swasta yang dikatakan dengan tiga metode sudah akurat?

Via SMS (13/8-2013), Tn “A” Kota “P” Jateng

Jawab: (1) dan (2) Jika Anda jujur bahwa hanya sekali Anda melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, dalam hal ini pekerja seks komersial (PSK), maka risikonya kecil yaitu 1:100. Dalam 100 kali hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan mengidap HIV/AIDS ada satu kali kemungkinan tertular HIV.

Yang menjadi persoalan besar adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan HIV. Bisa yang pertama, kedua, kesepuluh, kesembilan puluh, dst. Artinya, setiap hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan mengidap HIV/AIDS selalu ada risiko tetular HIV.

Tidak ada gejala khas yang terkait langsung dengan HIV/AIDS. Soal penyakit yang Anda derita sudah dijelaskan oleh dokter adalah sakit tifus.

Hasil tes tsb. sudah akurat karena sudah dilakukan lebih dari tiga bulan, tapi yang jadi persoalan adalah tes terakhir. Apakah dilakukan sesuai dengan standar operasi yang baku? Dalam tes HIV hasil tes harus dikonfirmasi dengan tes lain. Salam ini hasil tes pertama, misalnya dengan ELISA, dikonfirmasi dengan tes Western blot. Tapi, WHO memberikan cara lain yaitu tes konfirmasi dengan ELISA tiga kali tapi dengan reagent dan teknik yang berbeda.

Apakah di antara tiga kali tes itu Anda tidak pernah melakukan perilaku berisiko? Dalam kaitan inilah kejujuran Anda juga sangat menentukan hasil tes HIV.

Terkait dengan penyakit Anda yang selalu kambuh lagi, coba berobat ke dokter lain, tapi tidak menyebutkan bahwa Anda sudah pernah melakukan tes HIV.***

- AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.