02 Juli 2013

Depresi setelah Ngeseks Tanpa Kondom dengan ‘Mahasiswi’

Tanya-Jawab AIDS No 2/Juli 2013

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui: (1) Surat ke LSM ”InfoKespro”, PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, (2) Telepon (021) 4756146, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.

*****
Tanya: Sebulan yang lalu saya ngesek dengan PSK tidak tetap, seorang mahasiswi, tanpa kondom. Saya juga melakukan seks oral. Saya lihat ada kutil di sekitar vagina PSK itu. Sebelumnya saya tidak lihat karena cahaya lampu redup. Seminggu kemudian saya lihat ada bentol-bentol di pinggang belakang dan gatal di paha serta di kepala. Sebelumnya saya pernah tidur di gerbong kereta api dan berkemah di Gn Bromo. Sekarang lutut sebelah kiri saya sakit sejak dua hari lalu. Sejak kejadian itu saya dibayang-bayangi HIV/AIDS. Saya benar-benar ketakutan. Saya depresi. (1) Apakah saya tertular HIV? (2) Kapan dan dimana saya bisa tes HIV dengan biaya murah?

Via SMS (18/4-2013) dari Kota “J”


Jawab: (1) Seseorang berisiko tertular HIV bukan karena pekerjaan, golongan, kelompok, dll., tapi terkait erat dengan perilaku seks ybs. Seseorang berisiko tertular HIV melalui hubungan seksual jika:

(a) Melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti, dan

(b) Melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK).

Biar pun Anda ngesek bukan dengan PSK, tapi dengan ‘mahasiswi’ sebagai PSK tidak langsung, bukan tidak tetap (yaitu pekerja seks yang tidak mangkal di lokasi pelacuran atau mejeng di jalanan), tapi PSK tidak langsung tetap berisiko tertular HIV karena mereka juga melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti.

Untuk mengetahui secara pasti apakah Anda tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui melalui tes HIV. Tapi, perlu diingat bahwa tes HIV akan akurat kalau dilakukan tiga bulan setelah hubungan seksual berisiko terakhir.

(2) Anda bisa ke Klinik VCT (tempat tes HIV gratis secara sukarela dengan konseling dan kerahasiaan) di rumah sakit umum di daerah atau kota Anda.

Hanya dengan tes HIV yang benar ketakutan Anda bisa diatasi karena konselor di Klinik VCT akan membantu Anda menghadapi hasil tes negatif atau positif. Jangan tunda-tunda lagi agar Anda tidak kian depresi.***

. - AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.