Tanya-Jawab AIDS No 2/Juni 2013
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon,
SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya
dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang
ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui: (1) Surat ke LSM ”InfoKespro”, PO Box 1244/JAT, Jakarta
13012, (2) Telepon (021) 4756146, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Saya sudah ters HIV beberapa kali. Pertama, di
laboratorium swasta tiga bulan setelah saya melakukan perilaku seks berisiko
dengan ELISA. Kedua, tiga bulan lima hari setelah saya melakukan perilaku seks
berisiko dengan PCR. Ketiga, empat bulan setelah saya melakukan perilaku seks
berisiko dengan ELISA. Keempat, lima bulan setelah saya melakukan perilaku seks
berisiko dengan ELISA. Semua hasilnya nonreaktif. (1) Apakah saya perlu
melakukan tes HIV lagi? (2) Apakah semua tes itu akurat? Soalnya, sudah lima
bulan ini saya diare tesus-menerus. (3) Apakah antibody HIV bisa terbentuk
setelah lima bulan tertular HIV?
Via SMS (28/5-2013)
Jawab: (1), (2) dan (3) Bertolak dari hasil beberapa kali tes
HIV yang Anda lakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
tes HIV.
Satu hal yang kurang dipahami banyak
orang adalah tes HIV dilakukan sesuai dengan standar operasi yang baku, yaitu:
konseling sebelum tes HIV (penjelasan tentang HIV/AIDS, tes HIV, hasil tes,
risiko yang akan dihadapi jika hasil tes positif dan negatif, kesediaan
menghentikan penyebaran HIV jika terdeteksi positif, dll.) dan konseling
setelah tes HIV berdasarakan hasil tes.
Standar baku tes HIV juga mengharuskan
hasil tes pertama dikonfirmasi dengan tes lain. Misalnya, hasil tes pertama dengan ELISA,
jika hasilnya reaktif maka contoh darah yang sama dites dengan reagent lain,
misalnya Western blot. Karena Western blot mahal, maka WHO merekomendasikan
hasil tes dengan ELISA dikonfirmasi dengan ELISA juga tiga kali tapi dengan
reagent dan teknik yang berbeda.
Tes yang Anda lakukan di laboratorium
swasta, kecuali PCR (polymerase chain reaction), tidak dijelaskan apakah dilakukan tes konfirmasi.
Jika hasil tes dengan ELISA nonreaktif,
maka dianjurkan untuk tes HIV lagi tiga bulan kemudian dengan catatan ybs.
tidak melakukan perilaku berisiko tertular HIV selama tiga bulan tsb. Ada kemungkinan hasil tes nonreaktif
palsu karena ketika Anda tes kondisi infeksi baru pada masa jendela yaitu
tertular di bawah tiga bulan (Lihat Gambar).
Terkait dengan yang Anda alami, maka
hasil tes HIV dengan PCR yaitu nonreaktif adalah akruat.
Pertanyaannya adalah: Apakah setelah
tes PCR itu Anda melakukan perilaku berisiko tertular HIV?
Kalau jawabannya tidak, maka hasil tes
ketiga (empat bulan setelah perilaku berisiko dan tes keempat (lima bulan
setelah perilaku berisiko), keduanya dengan ELISA dengan hasil nonreaktif
adalah akurat.
Tapi, kalau Anda melakukan perilaku
berisiko setelah tes HIV dengan PCR, maka hasil tes ketiga dan keempat adalah
nonreaktif palsu. Artinya, bisa jadi HIV sudah ada tapi tidak terdeteksi oleh
ELISA karena belum ada antibody HIV di dalam darah Anda.
Standar yang baku selalu meminta ybs.
agar tes HIV lagi tiga bulan setelah tes HIV keempat, dengan catatan tidak
melakukan perilaku berisiko tertular HIV.
Semua terpulang kepada kejujuran Anda.
Kuncinya pada tes PCR. Artinya, kalau Anda melakuan perilaku berisiko setelah
tes PCR, maka hasil tes ketiga dan keempat adalah negatif palsu. Anda
dianjurkan lagi tes HIV setelah tiga bulan dari tes keempat, tapi perlu diingat
tidak melakukan perilaku berisiko pada rentang waktu tiga bulan setelah tes HIV
terakhir.***
. - AIDS Watch Indonesia/Syaiful
W. Harahap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.