17 Mei 2013

Pencegahan HIV/AIDS di Papua dengan (Informasi) Moral


Opini (18/5-2013) – Ketika cara-cara pencegahan HIV/AIDS yang konkret sudah ada, tapi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Prov Papua tetap saja mengedepankan moral dengan jargon yang normatif untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual.

Lihat saja banner KPA Papua di tabloidjubi.com ini. Setia Pada Pasangan Menjauhkan Dari Infeksi HIV dan AIDS”.

Ini informasi yang normatif karena tidak ada kaitan langsung antara kesetiaan dengan pasangan dan penularan HIV melalui hubungan seksual.

Pnularan HIV melalui hubungan seksual terjadi karena kondisi hubungan seksual (salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom setiap melakukan hubungan seksual) bukan karena sifat hubungan seksual (di luar nikah, zina, melacur, bukan dengan istri, bukan dengan pasangan tetap, dll.).

Lagi pula, biar pun setia kalau salah satu dari pasangan itu mengidap HIV/AIDS, maka ada risiko penularan HIV kalau laki-laki atau suami tidak memakai kondom setiap kali sanggama.

Yang luput dari perhatian adalah umumnya laki-laki ’hidung belang’ selalu mempunyai ’pasangan tetap’ di kalangan PSK.

Kasus di Jambi, Prov Jambi, ini bisa jadi contoh. Seorang laki-laki yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS marah besar disebut faktor risiko karena ganti-ganti pasangan. Dia mengatakan bahwa dia mempunyai pasangan tetap di salah satu lokasi pelacuran di Jambi.

Nah, dalam materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang HIV/AIDS informasi HIV/AIDS selalu dibumbui dengan moral sehingga fakta HIV/AIDS hilang. Yang muncul hanya mitos (anggapan yang salah).

Risiko laki-laki dewasa tertular HIV melalui hubungan seksual terjadi jika:

(1) Hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dilakukan tanpa kondom dengan perempuan yang berganti-ganti.

(2) Hubungan seksual dilakukan tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti PSK.

Informasi nomor 2 tidak sering tidak ada dalam materi KIE sehingga banyak laki-laki yang mempunyai PSK sebagai ’pasangan tetap’  tidak menyadari perilaku mereka berisiko tertular HIV karena mereka merasa tidak ganti-ganti pasangan.

Informasi yang akurat adalah: ”Cegah HIV/AIDS. Hindari Hubungan Seksual Tanpa Kondom dengan Orang yang Sering Ganti-ganti Pasangan”

Selama informasi bersifat normatif, maka selama itu pula insiden infeksi HIV baru melalui pelacuran akan terus terjadi yang akan berakhir pada ibu-ibu rumah tangga dan bayi.

Jika hal itu terjadi, maka Pemprov Papua tidak menunggu waktu saja untuk ’panen AIDS’.***

- AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.