Opini (18/5-2013) – Ketika
cara-cara pencegahan HIV/AIDS yang konkret sudah ada, tapi Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Prov Papua tetap saja mengedepankan moral dengan
jargon yang normatif untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual.
Lihat saja banner KPA
Papua di tabloidjubi.com ini. “Setia Pada Pasangan Menjauhkan Dari Infeksi HIV dan AIDS”.
Ini informasi yang normatif karena tidak ada kaitan langsung antara
kesetiaan dengan pasangan dan penularan HIV melalui hubungan seksual.
Pnularan HIV melalui hubungan seksual terjadi karena kondisi hubungan
seksual (salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom setiap
melakukan hubungan seksual) bukan karena sifat hubungan seksual (di luar nikah,
zina, melacur, bukan dengan istri, bukan dengan pasangan tetap, dll.).
Lagi pula, biar pun setia kalau salah satu dari pasangan itu mengidap
HIV/AIDS, maka ada risiko penularan HIV kalau laki-laki atau suami tidak
memakai kondom setiap kali sanggama.
Yang luput dari perhatian adalah umumnya laki-laki ’hidung belang’ selalu
mempunyai ’pasangan tetap’ di kalangan PSK.
Kasus di Jambi, Prov Jambi, ini bisa jadi contoh. Seorang laki-laki yang
terdeteksi mengidap HIV/AIDS marah besar disebut faktor risiko karena
ganti-ganti pasangan. Dia mengatakan bahwa dia mempunyai pasangan tetap di
salah satu lokasi pelacuran di Jambi.
Nah, dalam materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang HIV/AIDS
informasi HIV/AIDS selalu dibumbui dengan moral sehingga fakta HIV/AIDS hilang.
Yang muncul hanya mitos (anggapan yang salah).
Risiko laki-laki dewasa tertular HIV melalui hubungan seksual terjadi jika:
(1) Hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dilakukan tanpa kondom
dengan perempuan yang berganti-ganti.
(2) Hubungan seksual dilakukan tanpa kondom dengan perempuan yang sering
berganti-ganti pasangan, seperti PSK.
Informasi nomor 2 tidak sering tidak ada dalam materi KIE sehingga banyak
laki-laki yang mempunyai PSK sebagai ’pasangan tetap’ tidak menyadari perilaku mereka berisiko
tertular HIV karena mereka merasa tidak ganti-ganti pasangan.
Informasi yang akurat adalah: ”Cegah HIV/AIDS. Hindari Hubungan Seksual
Tanpa Kondom dengan Orang yang Sering Ganti-ganti Pasangan”
Selama informasi bersifat normatif, maka selama itu pula insiden infeksi
HIV baru melalui pelacuran akan terus terjadi yang akan berakhir pada ibu-ibu
rumah tangga dan bayi.
Jika hal itu terjadi, maka Pemprov Papua tidak menunggu waktu saja untuk
’panen AIDS’.***
- AIDS Watch
Indonesia/Syaiful W. Harahap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.