06 April 2013

AIDS di Papua: Menolak Kondom Memilih Sunat


Tanggapan Berita (7/4-2013) – Ketika banyak negara di dunia sudah bisa menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK), di Prov Papua kondom justru tidak dipakai sebagai alat untuk mencegah penularan HIV, tapi memilih sirkumsisi (sunat) sebagai cara mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan PSK.

Maka, langkah Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional [BKKBN] Provinsi Papua untuk menyalurkan kondom ke kabupaten dan kota akan berhadapan dengan program KPA Prov Papua yang memilih sunat sebagai ‘alat’ mencegah HIV/AIDS (BKKBN Gandeng KPA Salurkan Kondom, www.papuapos.com,  8/3-2013).

Menurut Kepala BKKBN Papua, Drs Nerius Auparai, MSi,  kegunaan kondom ada dua yakni selain digunakan sebagai alat kontrasepsi juga dapat digunakan sebagai alat pencegahan HIV/AIDS.

Persoalannya adalah Pemprov Papua melihat pemakaian kondom akan menurunkan tingkat kelahiran sehingga mereka memilih sunat agar tidak menghambat pertambahan penduduk (asli). 

Laporan Kemenkes RI menyebutkan kasus AIDS di Prov Papua per Desember 2012 mencapai 7.795. Angka ini menempatkan Papua pada peringkat pertama secara nasional dalam jumlah kasus AIDS.

Papua menghadapi dilema. Di satu sisi menghadapi penyebaran HIV/AIDS yang terus terjadi, di sisi lain juga menghadapi tingkat kelahiran yang rendah.

Tapi, satu hal yang dilupakan KPA Prov Papua adalah jika laki-laki dewasa Papua tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK), maka berisiko tertular HIV. Itu artinya laki-laki sebagai suami akan menularkan HIV kepada istrinya sehingga janin yang dikandung istri berisiko pula tertular HIV.

Di satu pihak tingkat kelahiran dapat dinaikkan, tapi anak-anak akan lahir dengan ‘membawa’ HIV/AIDS. Ini juga akan menimbulkan masalah baru kelak. Anak-anak banyak yang lahir, tapi dengan HIV/AIDS sehingga menjadi beban karena membutuhkan penanganan yang khusus dan obat-obatan.

Jika tetap ingin meningkatkan angka kelahiran, maka laki-laki dewasa Papua diwajibkan memakai kondom ketika ngesek dengan PSK. Tentu saja ini memerlukan regulasi yang konkret, al. melalui peraturan sebagai intervensi ke tempat-tempat pelacuran yang tersebar luas di Papua. ***

- AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.