05 Februari 2013

PSK Pengidap HIV/AIDS yang Hamil di Bontang, Kaltim, dan Banjarbaru, Kalsel


* Ada laki-laki ’hidung belang’ yang justru mencari PSK yang hamil

Liputan (5/2-2013) – Kasus-kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu rumah tangga seakan hanya angka belaka. Padahal, kasus itu erat kaitannya dengan mata rantai penyebaran HIV/AIDS yang dilakukan oleh laki-laki, dalam hal ini suami.

Suami-suami yang menularkan HIV kepada istrinya ada kemungkinan tertular HIV dari pekerja seks komersial (PSK). Para suami itu tertular HIV dari PSK karena mereka tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan PSK.

PSK sendiri tertular HIV dari laki-laki, bisa sebagai suami, yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom.

Selain ada risiko PSK tertular HIV dari laki-laki, bisa sebagai suami, yang tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual ada pula resiko kehamilan pada PSK.

Lihat saja di Bontang, Kaltim, ini. Sebut saja, Tisa, 18 tahun. Perempuan asal Sulsel ini ’bekerja’ sebagai PSK dan mangkal di sekitar Prakala, Bontang. ”Tisa dan teman-temannya terdeteksi HIV ketika mengikuti tes HIV rutin setiap tiga bulan di Klinik VCT Laras,” kata Ramadhani Arumningtyas, aktivis di LARAS Foundation, yang dihubungi melalui e-mail.

Tisa tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan setempat, ”Karena dia tidak mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) Bontang,” ujar Ramadhani .
Tisa terakhir tes HIV bulan September 2012 ketika usia kandungannya tiga bulan. Hasil tes reaktif yang menandakan Tisa tertular HIV.

Tisa meladeni laki-laki, terutama dari kalangan buruh tambang, di sekitar Bontang. Maka, salah satu dari laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dengan Tisa adalah laki-laki yang menghamilinya.

Selain itu semua laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dengan Tisa sebelum September 2012 berisiko terular HIV. Soalnya, karena Tisa terdeteksi HIV pada tes bulan September 2012 itu menunjukkan dia tertular HIV paling tidak bulan Juni 2012.

Hal yang sama terjadi pula di Kota Banjarbaru, Kasel. Sebut saja Dita, 24 tahun, asal Kalteng ini terdeteksi HIV melalui tes HIV yang dijalakan PKBI Kalsel melali Klini VCT Mobile tanggal  23 Januari 2013.

Dita ’praktek’ sebagai PSK di lokasi pelacuran Pembatuan Dalam, Banjarbaru. ”Ketika ikut tes HIV usia kandungan Dita tiga bulan,” kata Robert Latumahina, Konselor VCT di  PKBI Kasel, yang dihubungi melalui e-mail.
                       
Sama halnya dengan Tisa, maka salah satu laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dengan Dita adalah yang menghamilnya. Kehamilan Dita terjadi karena laki-laki itu tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan Dita. Karena Dita terdeteksi mengidap HIV/AIDS, maka laki-laki yang menghamili Dita itu berisiko tertular HIV karena tidak memakai kondom ketika sanggama dengan Dita.

Menurut Robert, laki-laki yang melacur di lokasi pelacuran Pembatuan Dalam, Banjarbaru jarang yang mau memakai kondom. ”Umumnya laki-laki menolak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan PSK,” kata Robert.

Maka, risiko tertular HIV juga terjadi pada semua laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan Dita sebelum bulan Januari 2013 dan PSK lain di lokasi pelacuran itu.

Jika Tisa dan Dita berisiko menularkan HIV kepada bayi yang dikandungnya (vertikal), maka laki-laki yang menghamili Tisa dan Dita berisiko menularkan HIV kepada istri mereka karena keduanya berisiko tinggi tertular HIV.

Sedangkan laki-laki lain yang pernah melakukan hubungan seksual dengan Tisa dan Dita juga berisiko menularkan HIV kepada istri mereka.

Celakanya, ada saja laki-laki ’hidung belang’ yang justru mencari PSK dengan kehamilan usia tertentu sebagai pasangan untuk melakukan hubungan seksual.

Maka, tidaklah mengherankan kelalu kemudian di Bontang dan Banjarbaru ada ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS.

Untuk itulah diperlukan langkah yang konkret berupa intervensi agar laki-laki yang melacur harus memakai kondom. Jika tidak ada program yang konkret, maka penyebaran HIV dari laki-laki ke PSK dan sebaliknya akan terus terjadi yang kelak bermuara pada ’ledakan AIDS’ di masyarakat.***

- AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.