07 Januari 2013

Tes HIV Bagi Caleg Tidak Ada Manfaatnya

Tanggapan Berita (7/1-2013) – “DPC PDI Perjuangan Kota Batu akan melakukan tes HIV-AIDS, tes narkoba dan psikotes kepada calon legislatif.” Ini lead pada berita “Caleg PDIP Harus Tes HIV-AIDS dan Narkoba” di www.malang-post.com (3/1-2013).

Terkait dengan tes HIV tidak semua orang, termasuk calon legislatif (caleg), harus tes HIV karena tidak semua orang berperilaku yang berisik tertular HIV.

Maka, jira DPC PDI Perjuangan Kota Batu, Jatim, arif, maka langkah yang perlu dilakukan adalah konselig terhadap caleg. Jika ada yang perilakunya, terutama perilaku terkait seks, berisiko tertular HIV, seperti pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering berganti-ganti pasangan barulah mereka menjalani tes HIV.

Lagi pula, tes HIV bisa menghasilkan positif palsu (hasil tes reaktif tapi HIV tidak ada dalam darah) atau negatif palsu (hasil tes nonreaktif tapi HIV sudah ada dalam darah) jika tes dilakukan pada masa jendela (tertular HIV di bawah tiga bulan).

Selain itu tes HIV hanya berlaku saat darah diambil untuk tes HIV karena setelah tes bisa saja yang sudah menjalani tes HIV tertular HIV karena perilaku berisiko.

Maka, tes HIV bukan vaksin sehingga tes HIV untuk para caleg tidak ada manfaatnya.

Hasil tes HIV para caleg bisa jadi bumerang di kemudian hari. Andaikan ada di antara caleg yang terpilih dengan status bebas HIV berdasarkan tes, maka status itu akan jadi senjata jika kelak caleg tadi terdeteksi mengidap HIV.

Caleg yang sudah mengantongi surat keterangan ’bebas AIDS’ akan ngotot dengan menunjukkan hasil tes, padahal hasil tes bukan vaksin. Maka, tes HIV bagi caleg tidak ada manfaatnya. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.