Pengantar. Tanya-Jawab
ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat,
telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang
bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS.
Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui: (1) Surat ke LSM ”InfoKespro”, PO Box 1244/JAT, Jakarta
13012, (2) Telepon (021) 4756146, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Saya termasuk orang yang bersiko terkena IMS
atau HIV. Sebelumnya saya belum pernah berhubungan dengan waria. Namun,
seminggu yang lalu saya tidak tahu ternyata teman kencan saya seorang waria.
Namun, di bawah pengaruh alkohol, saya melakukan seks anal dengan kondom, namun,
maaf, tidak lama karena dia tidak suka. Ketika mau dimasukan lagi tanpa kondom
saya menolak. (1) Seberapa besar saya berisiko terkena HIV kalua ternyata waria
tersebut mengidap HIV/AIDS? (2) Seberapa besar risiko penularan HIV dari waria
ke teman kencannya? (3) Saya baca relatif penularan lebih birsiko bukan dari
waria ke teman kencannya, melainkan dari teman kencannya yang menulari ke
waria, apakah benar demikian?
Tn “A” (via e-mail, 23/1-2013)
Jawab: (1) Tingkat
risiko tertular IMS dan HIV atau dua-duanya sekaligus pada diri Anda, apakah
Anda jujur bahwa Anda belum pernah melukan hubungan seksual tanpa kondom, di
dalam dan di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti atau dengan
perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial
(PSK)? IMS adalah infeksi menular seksual yaitu penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan
yang mengidap IMS, seperti GO (kencing nanah), sifilis (raja singa), virus
hepatitis B, klamidia, jengger ayam, dll. Kalau pernyataan Anda benar bahwa
seks anal dilakukan dengan kondom, maka risiko Anda sangat kecil untuk tertular
HIV. Tapi, ini terkait dengan seks anal dengan waria tsb.,
tidak termasuk, maaf, jika Anda pernah melakukan perilaku berisiko lain.
(2) Tingkat risiko penularan
HIV melalui seks anal dari waria yang mengidap HIV/AIDS ke laki-laki yang
melakukan penetrasi penis ke anus waria berupa seks anal (dikenal sebagai menempong) atau menerima penetrasi penis waria yang mengidap HIV/AIDS ke anus laki-laki
(dikenal sebagai ditempong) tidak bisa diketahui dengan pasti. [Catatan: dalam
KBBI kata tempong diartikan sebagai melemparkan sesuatu menuju sasarannya
dan menolak perahu (dari tebing dng galah)]Yang jelas risiko penularan melalui seks anal lebih besar daripada seks
vaginal karena kondisi permukaan anus yang mudah mengalami perlukaan ketika
bersentuhan dengan penis. Ini membuat penis bergesekan secara kasar dengan
permukaan anus. Jika penis juga mengalami perlukaan (luka-luka mikroskopis
artinya luka-luka yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop, seperti perih pada
gusi kalau berkumur-kumur selesai gosok gigi).
(3) Risiko tertular HIV dari
waria ke laki-laki yang menempong melalui seks anal tanpa kondom lebih besar
daripada menularkan HIV kepada waria yang ditempongnya karena penis laki-laki
yang menempong bergesekan langsung dengan permukaan anus. Gesekan penis terus
terjadi pada anus seiring dengan gerakan laki-laki yang melakukan seks anal
sehingga menyebabkan perlukaan pada anus dan penis.
Sekali lagi, risiko Anda rendah
hanya dalam kasus seks anal dengan waria yang Anda tanya, sedangkan perilaku
seks lain risiko tertular ada pada diri Anda: Apakah Anda pernah melakukan
perilaku berisiko sebelum menempong waria tsb.?
Kalau jawaban Anda tidak, maka
risiko Anda kecil. Tapi, kalau jawaban ya, maka Anda berisiko tinggi tertular
HIV. Akan lebih baik kalau Anda menjalani tes HIV di klinik VCT (tempat tes HIV
sukarela gratis dengan konseling dan kerahasiaan) di rumah sakit umum di daerah
Anda. . ***[AIDS
Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Saya seminggu yang lalu . Penis saya dihisap oleh waria . Apakah saya bisa tertular HIV/AIDS???
BalasHapusTolong di jawab.