Tanggapan Berita (10/1-2013)
– Wagub Gotontalo, Idris Rahim, berharap sosialisasi bahaya virus HIV/AIDS
harus terus didengungkan dengan cara turun langsung ke sekolah-sekolah,
perguruan tinggi kemudian sosialisasi lewat media elektronik mapun cetak, serta
internet …” (Penanggulangan
HIV/AIDS Perlu Ditingkatkan, www.gorontaloprov.go.id, 8/1-2013).
Kasus kumulatif HIV/AIDS di Prov
Gorontalo sampaia September 2012 mencapai 107 yang terdiri atas 52 HIV dan 56
AIDS.
Yang perlu dipertanyakan adalah: Pada kalangan mana kasus HIV/AIDS banyak
terdeteksi?
Sayang, dalam berita tidak dijelaskan. Tapi, kalau kasus HIV/AIDS banyak
terdeteksi pada kalangan dewasa, terutama laki-laki dewasa, maka sosialisasi
salah sasaran.
Pertanyaan selanjutnya adalah: Apakah di Prov Gorontalo ada pelacuran?
Ya, sudah bisa ditebak pejabat akan menjawab: Tidak ada!
Benar, tapi tunggu dulu. Yang tidak ada adalah lokalisasi pelacuran,
sedangkan praktek pelacuran terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu.
Atau bisa saja terjadi ada laki-laki dewasa penduduk Prov Gorontalo yang
melacur di luar Gorontalo.
Kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu rumah tangga menunjukkan suami
mereka tertular HIV, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan pekerja
seks di Gorontalo atau di luar Gorontalo.
Selama praktek pelacuran terus terjadi di Gorontalo, maka penyebaran
HIV/AIDS akan terus terjadi kalau Pemprov Gorontalo tidak menjalankan program
penanggulangan yang konkret. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W.
Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.