Tanggapan Berita (4/1-2013)
– “ …. Granat menemukan ada indikasi jaringan ibu-ibu muda yang menjajakan diri
melalui fasilitas dunia maya sudah ada. Temuan itu sudah dipelajari sejak
beberapa bulan terakhir. Kelompok-kelompok tersebut menjadi kelompok rentan
penularan HIV/ AIDS jika tidak segera ditangani bersama seluruh elemen
masyarakat.” Ini pernyataan dalam berita “Kasus HIV/AIDS Meningkat, Jaringan
PSK Ibu Muda Gentayangan” di suaramerdeka.com (30/12-2012) terkait
dengan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pertanyaan untuk Granat: Siapa
yang ‘memakai’ jasa ibu-ibu muda yang menjajakan diri di dunia maya tsb.?
Kalau saja Sekjen DPC Granat
Klaten, Anton Sanjaya, berpikir dengan jernih, maka persoalan bukan pada
ibu-ibu muda itu tapi pada laki-laki ’hidung belang’ yang membeli jasa seks
dari ibu-ibu muda tsb.
Selama cara berpikir yang bias
gender dan tidak komprehensif dipakai melihat epidemi HIV, maka tidak akan
pernah ditemukan langkah yang konkret untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS.
Hal yang sama terjadi pada Perda
AIDS Jawa Tengah yang justru mengabaikan pelacuran (Lihat: Perda AIDS Provinsi Jawa Tengah Mengabaikan (Lokalisasi) Pelacuran-
http://www.aidsindonesia.com/2012/08/perda-aids-provinsi-jawa-tengah.html).
Disebutkan kasus kumulatif
HIV/AIDS di Kab Klaten sampai tahun 2012 meningkat dari peringkat ke-20 menjadi
peringkat ke-10 dari 35 kabupaten dan kota di Jateng.
Disebutkan bahwa data kasus HIV/AIDS
di Klaten itu menunjukkan masyarakat Klaten rentan terhadap HIV. Termasuk faktor penyebabnya baik seks bebas dan
penggunaan narkoba.
Pernyataan ini tidak akurat karena tidak semua orang berisiko tertular
HIV/AIDS. Orang-orang yang berisiko tertular HIV adalah orang-orang yang
berperilaku berisiko yaitu pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa
kondom di dalam dan di luar nikah dengan pasangan yang berganti-ganti atau
dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks.
Kunci permasalahan ada pada laki-laki ’hidung belang’, maka program
penanggulangan pun menyasar laki-laki ’hidung belang’, al. melakukan intervensi
terhadap laki-laki agar memakai kondom jika sanggama dengan pekerja seks. Tanpa
langkah yang konkret penyebaran HIV/AIDS di Klaten akan terus terjadi. ***[AIDS
Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.