Tanggapan Berita
(3/1-2012) – “Kelompok usia yang paling rawan itu adalah usia produktif. Untuk
itu Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Dumai intensifkan melakukan sosialisasi
dan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS kepada kealngan produktif ini.” Ini
pernyataan Ketua KPA Dumai, Riau, H Agus Widayat dalam berita “Usia
Produktif Rawan Terjangkit HIV/AIDS” di Tribun Pekanbaru (1/1-2013
Disebutkan bahwa kolompok usia
produktif adalah umur 15-49 tahun.
Pernyataan Agus itu tidak akurat
karena kerawanan terhadap HIV/AIDS atau risiko tertular HIV/AIDS bukan karena
umur, tapi perilaku seksual orang per orang.
Dikabarkan bahwa penyuluhan
dilakukan terhadap kalangan pelajar.
Pertanyaannya adalah: Bagaimana
perbandingan kasus HIV/AIDS pada remaja putri dan ibu rumah tangga?
Kasus kumulatif HIV/AIDS di Dumia
dari tahun 2006 sampai 2012 mencapai 307 yang terdiri atas 201 HIV dan 106 AIDS
dengan 167 kematian.
Kalau kasus HIV/AIDS lebih banyak
terdeteksi pada ibu rumah tangga daripada remaja putri, maka yang perlu disuluh
adalah laki-laki dewasa.
Pertanyaan selanjutnya untuk Agus
adalah: Apakah KPA Dumia bisa menjamin tidak ada suami yang melacur tanpa
kondom?
Bisa saja Agus menjawab bisa
karena di Dumai tidak ada lokalisasi pelacuran ‘resmi’. Tapi, suami-suami yang
melacur tanpa kondom bisa saja di berbagai tempat di Dumai atau di luar Dumai.
Yang perlu dilakukan Pemkot Dumai
adalah membuat program yang konkret berupa intervensi agar laki-laki yang
melacur memakai kondom. Tanpa program yang konkret, maka penyebaran HIV/AIDS di
Dumai akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful
W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.