![]() |
Add caption |
Tanggapan Berita (7/1-2013)
– Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemerintah Kota Tanjungpinang dinilai lamban
dalam penanganan kasus-kasus HIV/AIDS. Penilaian itu disampaikan oleh kelompok
mahasiswa Aliansi Jaringan Informasi Mahasiswa Kota Tanjungpinang dan Himpunan
Mahasiswa Kabupaten Kundur saat menggelar aksi sempena Hari HIV/AIDS Sedunia (Penanganan
HIV/AIDS di Kepri Lamban, haluanmedia.com, 4/12-2012).
Sinyaleman kolompok mahasiswa itu
benar, tapi alasan mereka tidak tepat, yaitu: kelambanan penanganan dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah
penderita, terutama kalangan anak muda, yang terpapar penyakit mematikan itu
setiap tahunnya.
Pertama, pelaporan kasus
HIV/AIDS di Indonesia dilakukan secara kumulatif. Artinya, kasus lama ditambah
kasus baru. Begitu seterusnya sehingga angka kasus tidak akan pernah turun biar
pun banyak pengidap HIV/AIDS yang meninggal.
Kedua, kasus-kasus baru
adalah kasus yang terjadi jauh hari sebelumnya.
Ketiga, kasus HIV/AIDS
banyak terdeteksi pada kalangan muda terjadi pada penyalahguna narkoba
(narkotika dan bahan-bahan berbahaya) dengan jarum suntik secara bergantian
karena mereka wajib tes HIV ketika henak menjalani rehabilitasi.
Keempat, HIV/AIDS bukan penyakit mematikan karena belum ada laporan kematian
karena HIV atau AIDS.
Kelima, kasus demi kasus yang terdeteksi terjadi karena di antara mereka ada yang
sudah masuk masa AIDS, tertular antara 5-15 tahun sebelumnya, sehingga mulai
muncul penyakit yang sulit disembuhkan.
Maka, penanangan yang perlu dipertanyakan mahasiswa adalah: Apa langkah
konkret Pemprov Kep Riau untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki
yang melacur?
Di tahun 1990-an Riau termasuk Kep Riau, waktu itu belum dimekarkan,
memulangkan pekerja seks komersial (PSK) yang terdeteksi HIV/AIDS ke kampung
asalnya. Nah, kalau di tahun 2000-an terdeteksi kasus HIV/AIDS di Kep Riau itu
berarti penularan terjadi di tahun 1990-an, terutama pada laki-laki yang
melacur tanpa kondom karena ada beberapa PSK yang dipulangkan.
Ini pernyataan Imaduddin, koordinator aksi: “Seharusnya pemerintah daerah
lebih peduli lagi terhadap penanganan dan pencegahan penyebaran HIV/Aids.
Tanjungpinang yang merupakan Kota Melayu yang mengedepankan agama ternyata
peningkatan penyebarananya HIV/Aids sangat tinggi dan yang tertular di kalangan
muda sangat banyak tiap tahunnya.”
Pertanyaan untuk Imaduddin: Apakah Anda bisa menjamin tidak ada rekan-rekan
Anda yang melacur tanpa kondom?
Kalau Anda bisa menjamin, maka tidak ada persoalan besar yang dihadapi
terkait dengan penyebaran HIV melalui hubungan seksual.
Tapi, kalau Anda tidak bisa menjamin, maka yang perlu Anda lakukan adalah
Anda mengajak rekan-rekan Anda agar tidak ada lagi yang melacur tanpa kondom.
Sedangkan Direktur Program di Yayasan Bentan Serumpun (YBS)
Tanjungpinang-Bintan, Dedy Satria, mengatakan bahwa jumlah penderita HIV/Adis
yang meninggal di Kota Tanjungpinang pada tahun 2012 sebanyak 22 orang. Data
Dinas Kesehatan Prov Kepri menunjukkan kematian terkait HIV/AIDS mencapai 544.
Sayang, Dedy dan wartawan tidak membawa data 22 kematian tersebut ke ranah
sosial. Kematian 22 pengidap HIV/AIDS itu terjadi pada masa AIDS. Artinya,
mereka sudah tertular HIV antara 5-15 tahun. Pada rentang waktu itu mereka
sudah menularkan HIV kepada orang lain tanpa mereka sadari. Pasangan seks dari
22 yang meninggal itu berisiko tertular HIV.
Kalau saja mahasiswa lebih arif, maka yang mereka lakukan adalah
mengevaluasi program penanggulangan HIV/AIDS, al. Perda AIDS Kepri, apakah ada
langkah-langkah yang konkret.
Soalnya, Perda AIDS Kepri sendiri sama sekali tidak memberikan cara
penanggulangan yang konkret (Lihat: Menakar
Efektivitas Perda AIDS Provinsi Kepulauan Riau-http://www.aidsindonesia.com/2012/09/menakar-efektivitas-perda-aids-provinsi.html).
Kalau mahasiswa hanya berkoar-koar tanpa menyampaikan fakta terkait dengan
penanggulangan, maka sama saja dengan pemerintah yang mereka kritik. ***[AIDS
Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.