08 Januari 2013

(Lokasi) Pelacuran di Kubar Tanpa Program Penanggulangan HIV/AIDS


Tanggapan Berita (9/1-2013) – Kasus kumulatif HIV/AIDS di Kubar (Kab Kutai Barat), Kaltim, dari tahun 2007 sampai 2012 mencapai 41. Sebagian besar dari kasus ini terdeteksi pada pekerja seks komersial (PSK) di beberapa lokasi pelacuran yang tersebuar di Kubar (41 Orang Terjangkit HIV/AIDS. Diskes Canangkan Tekan Penderita, www.kaltimpost.co.id, 7/1-2013).

Terkait dengan masalah tsb., Dinas Kesehatan (Diskes) Kubar berkomitmen meminimalisir penderita penyakit HIV/AIDS pada 2013 ini.

Pernyataan untuk Dikes Kubar: Apa langkah konkret yang dilakukan untuk meminimalisir penyebaran HIV/AIDS di Kubar?

Jangankan program, ternyata untuk mengantisipasi meluasnya HIV/AIDS di Kubar saja, menurut Kepala Diskes Kubar, Zulkarnain, sangat sulit karena tidak mungkin melarang warga ingin datang ke lokalisasi atau melakukan seks bebas.

Ada program penanggulangan HIV/AIDS di lokalisasi pelacuran yaitu menerapkan program yang konkret berupa intervensi yang memaksa laki-laki selalu memakai kondom jika melakukan hubungan seksual dengan PSK sebagai langkah yang realistis untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa.

Tanpa program yang konkret, maka insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi pada laki-laki yang melacur tanpa kondom. Pada gilirannya laki-laki yang tertular HIV dari PSK akan menyebaran HIV/AIDS di masyarakat, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Dikabarkan Diskes Kubar melakukan upaya peanggulangan melalui penyuluhan dengan sasaran anak usia remaja dan kelompok berisiko.

Lagi-lagi sasaran ini tidak tepat karena pelanggan PSK adalah laki-laki dewasa yang sebagian di antaranya sebagai suami. Atau di Kubar memang pelanggan PSK adalah remaja?

Biar pun ada klinik VCT (tempat tes HIV gratis dengan sukarela dan konseling serta kerahasiaan), tapi kalau tidak ada penjangkauan terhadap kalangan yang perilakunya berisiko tertular HIV maka klinik itu tidak akan banyak gunanya.

Selama di lokasi pelacuran tidak ada program ’wajib kondom 100 persen’ bagi laki-laki yang melacur, maka selama itu pula penyebaran HIV/AIDS di masyarakat akan terus terjadi yang kelak bermuara pada ’ledakan AIDS’. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***

1 komentar:

  1. Sebaiknya dilakukan kontrol yang lebih serius dari dinas kesehatan untuk lokalisasi yang ada, baik pemeriksaan kesehatan, imunisasi/ tindakan preventif lainnya, pendekatan pada keluarga dan remaja

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.