Tanggapan Berita (13/1-2013) – Tahun 2012 dikabarkan ada 13 kasus HIV/AIDS yang baru terdeteksi di Kab Banyuasin, Sumsel. Dengan temuan ini maka kasus kumulatif HIV/AIDS di Banyuasin mencapai 38 (VCT Banyuasin Temukan 13 Penderita HIV/AIDS Baru, Harian ”Sriwijaya Post”, 10/1-2013).
Dikabarkan 13 kasus baru itu terdeteksi ketika mereka berobat ke RSUD
Banyuasin. Di rumah sakit ini ada klinik VCT (tempat tes HIV sukarela yang
gratis dengan konseling dan rahasia). Ini menunjukkan bahwa mereka sudah berada
pada masa AIDS yaitu sudah tertular antara 5-15 tahun sebelumnya.
Maka, data itu amat layak dikembangkan untuk berita yang komprehensif.
Tapi, wartawan yang menulis berita ini tidak memanfaatkan fakta tsb.
Karena 13 kasus itu terdeteksi pada masa AIDS, maka selama mereka belum
terdeteksi yaitu pada rentang waktu antara 5-15 tahun mereka sudah menularkan
HIV kepada orang lain tanpa mereka sadari.
Jika ada di antara mereka yang beristri, maka istri mereka berisiko
tertular HIV (horizontal). Kalau isteri mereka tertular HIV, maka ada risiko
penularan HIV dari-ibu-ke-janin yang dikandungnya kelak (vertikal).
Kalau ada di antara yang 13 itu pekerja seks komersial (PSK), maka sebelum
mereka terdeteksi mengidap HIV/AIDS ada 4.500-13.500 laki-laki yang berisiko
tertular HIV (1 PSK x 3 laki-laki/malam x 25 hari/bulan x 5 atau 15 tahun) jika
laki-laki tidak memakai kondom ketika sanggama dengan PSK.
Kepala VCT RSUD Banyuasin, Mujahiddin, mengatakan, guna pengontrolan
intensif, petugas melakukan pemeriksaan intensif dan memberikan pengobatan
intensif pada para penderita. Bahkan, petugas klinik VCT juga memiliki jadwal
pengantaran obat terhadap para penderita.
Pernyataan Mujahiddin itu tidak akurat karena mengesankan kalau seseorang
terdeteksi HIV, maka harus diawasi dan diberikan obat. Tidak semua orang yang
terdeteksi mengidap HIV/AIDS otomatis akan dikontrol dan diberikan obat,
terutama obat antiretroviral (ARV).
Yang perlu dilakukan untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di Banyuasin
adalah menjalankan program penanggulangan yang konkret, al. melakukan
intervensi berupa keharusan bagi laki-laki memakai kondom setiap kali melacur,
atau ajaklah laki-laki agar tidak ada lagi yang melacur. ***[AIDS Watch
Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.