Tanya-Jawab AIDS No 22 /Desember
2012
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan melalui telepon, SMS, dan e-mail.
Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar
bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya,
silakan kirim pertanyaan melalui: (1) Surat
ke LSM “InfoKespro” PO Box 1244/JAT Jakarta 13012, (2) e-mail aidsindonesia@gmail.com, (3) Telepon
(021) 4756146, atau (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Tiga hari yang lalu saya pertama kali ML dengan PSK tanpa kondom. Saat
ini saya menyesal dan takut tertular HIV. (1) Apakah saya tertular HIV karena
saya ML hanya sebentar dan tidak mengeluarkan air mani di dalam vigina serta
penis saya tidak ada luka-luka? (2) Apakah ada yang bisa saya lakukan selama
masa jendela untuk mencegah tidak terjadi penularan HIV? (3) Di mana ada klinik
VCT di Kota S, tempat tinggal saya?
”XY”, Kota S, Kaltim (via SMS, 15/11-2012)
Jawab: Risiko tertular HIV melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di
luar nikah dengan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali
hubungan seksual ada 1 kali risiko terjadi penularan. Persoalannya adalah tidak
bisa diketahui pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan dan berapa
lama hubungan seks terjadi. Bisa pada yang pertama, kedua, ketujuh, dst. Maka,
setiap hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pengidap
HIV/AIDS ada risiko penularan HIV. Terkait dengan hubungan seksual dengan
pekerja seks komersial (PSK) adalah tidak bisa dikenal PSK yang mengidap
HIV/AIDS hanya dari fisiknya karena tidak ada tanda-tanda khas AIDS pada fisik
PSK yang sudah tertular HIV.
(1) Tidak bisa diketahui berapa lama
waktu yang dibutuhkan dalam hubungan seksual agar terjadi penularan HIV. Risiko
penularan terjadi ketika ada pergesakan penis dengan vagina dan penis
bersentuhan dengan cairan vagina. Soal air mani ejakulasi di dalam atau di luar
vagina tidak ada kaitannya dengan penularan HIV. Luka-luka yang dimaksud bukan
luka terbuka, tapi luka mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop),
seperti perih di gusi ketika berkumur-kumur sehabis menggosok gigi.
(2) Masa jendela adalah waktu yang
dibutuhkan tubuh untuk memproduksi antiboy HIV. Masa jendela terjadi para
rentang waktu sampai tiga bulan. Masa jendela artinya penularan sudah terjadi
yaitu HIV sudah ada di dalam tubuh sehingga tubuh bereaksi dengan memproduksi
antibody HIV.
(3) Anda bias mengontak Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA), Dinas
Kesehatan, atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang HIV/AIDS di tempat
Anda. Jika ada kesulitan, silakan kabari kami melalui SMS atau
telepon langsung. ***[AIDS
Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.