16 Desember 2012

Takut Tertular HIV karena ML tanpa Kondom dengan PSK

Tanya-Jawab AIDS No 22 /Desember 2012

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan melalui telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui: (1) Surat ke LSM “InfoKespro” PO Box 1244/JAT Jakarta 13012, (2) e-mail aidsindonesia@gmail.com, (3) Telepon (021) 4756146, atau (4) SMS 08129092017. Redaksi.

*****

Tanya: Tiga hari yang lalu saya pertama kali ML dengan PSK tanpa kondom. Saat ini saya menyesal dan takut tertular HIV. (1) Apakah saya tertular HIV karena saya ML hanya sebentar dan tidak mengeluarkan air mani di dalam vigina serta penis saya tidak ada luka-luka? (2) Apakah ada yang bisa saya lakukan selama masa jendela untuk mencegah tidak terjadi penularan HIV? (3) Di mana ada klinik VCT di Kota S, tempat tinggal saya?

”XY”, Kota S, Kaltim (via SMS, 15/11-2012)

Jawab: Risiko tertular HIV melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual ada 1 kali risiko terjadi penularan. Persoalannya adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan dan berapa lama hubungan seks terjadi. Bisa pada yang pertama, kedua, ketujuh, dst. Maka, setiap hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pengidap HIV/AIDS ada risiko penularan HIV. Terkait dengan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK) adalah tidak bisa dikenal PSK yang mengidap HIV/AIDS hanya dari fisiknya karena tidak ada tanda-tanda khas AIDS pada fisik PSK yang sudah tertular  HIV.

(1) Tidak bisa diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam hubungan seksual agar terjadi penularan HIV. Risiko penularan terjadi ketika ada pergesakan penis dengan vagina dan penis bersentuhan dengan cairan vagina. Soal air mani ejakulasi di dalam atau di luar vagina tidak ada kaitannya dengan penularan HIV. Luka-luka yang dimaksud bukan luka terbuka, tapi luka mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop), seperti perih di gusi ketika berkumur-kumur sehabis menggosok gigi.

(2) Masa jendela adalah waktu yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi antiboy HIV. Masa jendela terjadi para rentang waktu sampai tiga bulan. Masa jendela artinya penularan sudah terjadi yaitu HIV sudah ada di dalam tubuh sehingga tubuh bereaksi dengan memproduksi antibody HIV.

(3) Anda bias mengontak Komisi Penanggulangan AIDS (KPA),  Dinas Kesehatan, atau lembaga swadaya masyarakat (LSM)  yang bergerak di bidang HIV/AIDS di tempat Anda. Jika ada kesulitan, silakan kabari kami melalui SMS atau telepon langsung. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.