Tanggapan Berita (2/12-2012) - Dua puluh lima Pekerja Seks Komersial (PSK) di lokalisasi di
tiga kecamatan di Kutai Kartanegara (Kukar), [Kalimantan Timur (Kaltim)-pen.]
terdeteksi HIV/AIDS. Ini setelah pemeriksaan dilakukan Dinas Sosial (Dinsos)
kerja sama Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar. Bahkan seorang PSK disebutkan telah meninggal setelah dipulangkan kembali
ke kampung halamannya. Ini lead pada
berita ”25 PSK Terdeteksi HIV/AIDS. Lokalisasi
di Tiga Kecamatan di Kukar” di www.kaltimpost.co.id (29/11-2012).
Kalau saja wartawan yang
menulis berita ini memahami HIV/AIDS secara akurat, maka persoalan yang
ditonjolkan bukan perihal jumlah PSK yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS, tapi
realitas sosial terkait dengan data tsb.
Pertama, yang menularkan
HIV/AIDS kepada PSK itu adalah laki-laki dewasa penduduk lokal, asli atau
pendatang. Maka, di masyarakat ada laki-laki yang mengidap HIV/AIDS tapi tidak
terdeteksi. Mereka ini bisa saja sebagai suami sehingga berisiko menularkan HIV
kepada istrinya.
Kedua, PSK yang mengidap
HIV/AIDS menularkan HIV kepada laki-laki yang melakukan hubungan seksual tanpa
kondom. Maka, di masyarakat ada laki-laki yang mengidap HIV/AIDS yaitu yang
tertular dari PSK tapi tidak terdeteksi. Mereka ini pun bisa saja sebagai suami
sehingga berisiko menularkan HIV kepada istrinya.
Ketiga, jika setiap hari
seorang PSK rata-rata melayani tiga laki-laki maka setiap hari ada 75 laki-laki
yang berisiko tertular HV (25 PSK x 3 laki-laki).
Keempat, PSK yang
terdeteksi HIV/AIDS tersebut minimal sudah tertular HIV tiga bulan. Maka,
sebelum mereka terdeteksi sudah ada 5.625 laki-laki yang berisiko tertular HIV
dari PSK (25 PSK x 3 laki-laki/malam x 25 hari/bulan x 3 bulan).
Kelima, dikabarkan ada
seorang PSK yang sudah meninggal. Kematian pada pengidap HIV/AIDS terjadi di
masa AIDS yaitu setelah tertular antara 5-15 tahun. Maka, seorang PSK yang
meninggal itu sudah meladeni 4.500 – 13.500 laki-laki (1 PSK x 3
laki-laki/malam x 25 hari/bulan x 5 tahun atau x 15 tahun).
Realitas sosial inilah yang
perlu diberitakan agar masyarakat memahami penyebaran HIV/AIDS. Laki-laki yang
pernah melacur tanpa kondom di lokalisasi itu sudah berisiko tertular HIV.
Untuk itulah mereka dianjurkan menjalan tes HIV.
Dikabarkan di Kukar sendiri ada 14 lokalisasi pelacuran di 12 kecamatan
dengan jumlah PSK mencapai 1.100. Tapi, data terbaru menyebutkan PSK di sana
ada 800.
Dengan jumlah PSK 1.100, maka
setiap malam ada 3.300 (1.100 PSK x 3 laki-laki/malam) laki-laki yang berisiko
tertular HIV jika mereka melacur tanpa kondom.
Ada pernyataan: Yang
mengejutkan, rupanya tak ada jaminan jika 25 penderita HIV/AIDS tersebut tidak
lagi melakukan praktik prostitusi yang dikhawatirkan menularkan virus kepada
orang lain.
Yang lebih mengejutkan lagi
adalah ada laki-laki yang melacur tanpa kondom dengan PSK. Mereka inilah yang
menularkan HIV kepada PSK dan yang terular HIV dari PSK.
Disebutkan lagi bahwa diimbau
agar 25 PSK yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS itu tidak melayani tamu. Tapi, di
sisi lain laki-laki yang mengidap HIV/AIDS terus menularkan HIV kepada PSK
lain.
PSK yang tidak terdeteksi HIV/AIDS pun tidak ada jaminan mereka bebas
HIV/AIDS karena bisa saja ketika tes mereka pada masa jendela (tertular HIV di
bawah tiga bulan). Selain itu bisa saja setelah tes HIV mereka tertular dari
laki-laki yang mereka layani.
Disebutkan pula bahwa 80 persen
PSK di Kukar berasal dari luar Kalimantan. Sedangkan 20 persen dari Kalimantan.
Yang menjadi persoalan besar adalah laki-laki yang melacur dengan PSK itu
tentulah sebagian besar penduduk lokal.
Yang perlu dilakukan oleh
Pemkab Kukar adalah membuat mekanisme agar laki-laki yang sering melacur
menjalani tes HIV. Selain itu perlu pula membuat program yang konkret agar
laki-laki memakai kondom ketika melacur.
Selama Pemkab Kukar tidak
menjalankan program yang konkret, maka selama itu pula penyebaran HIV akan
terus terjadi di Kukar yang kelak akan bermura pdaa ’ledakan AIDS’. ***[AIDS Watch
Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.