09 Desember 2012

Mahasiswa Menyesali Perbuatannya dan Takut Tertular HIV


Tanya-Jawab AIDS No 16 /Desember 2012

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan melalui telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui: e-mail aidsindonesia@gmail.com, Telepon (021) 4756146, atau SMS 08129092017. Redaksi.

*****

Tanya: Selamat Pagi Redaksi ”AIDS Watch Indonesia”. Sebulan yang lalu saya melakukan hubungan seksual yang berisiko tertular HIV. Sekarang saya sangat menyesal. Setiap hari jadi kepikiran terus. (1) Dalam masa jendela apa yang harus saya lakukan? (2) Apakah ada obat atau vaksin yang bisa diminum untuk pencegahan? Maka, saya sangat ingin melakukan tes HIV. (3) Apakah harus menunjukkan identitas lengkap jika ingin tes HIV di Klinik VCT? Saya khawatir harus mengisi daftar tamu atau kunjungan. Ini membuat saya malu karena saya, laki-laki, seorang mahasiswa.

Tn “X-x”, Kota Y (via SMS 10/12-2012)

Jawab: Tn ”X-1” hal itu lumrah karena penyesalan selalu datang belakangan. Tapi, tidak perlu terlalu risau karena probabilitas (kemungkinan) tertular HIV melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 hubungan seksual ada 1 kali risiko tertular. Persoalannya addalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual yang ke berapa terjadi penualran HIV. Maka, setiap hubungan seksual yang berisiko selalu ada risiko tertular HIV.

(1) dan (2) Tes HIV yang lazim dipakai di Indonesia adalah dengan ELISA. Tes ini akurat jika darah diambil setelah tertular minimal tiga bulan. Secara medis tidak ada yang bisa dilakukan karena tidak ada obat atau vaksin yang bisa mencegah penularan HIV. Apalagi virus (HIV) sudah masuk ke dalam tubuh maka tidak bisa lagi dihilangkan sempai ajal menjemput.

(3) Untuk itulah sebaiknya Anda konsultasi dengan konselor di klinik-klinik VCT (tempat tes HIV sukarela yang gratis dengan konseling atau bimbingan dan kerahasiaan). Di Yogyakarta, misalnya, Anda bisa ke RS Dr Sardjito. Anda tidak perlu menyebutkan identitas lengkap. Bisa dengan nama samaran. Anda pun bisa datang dengan penyamaran, misalnya, pakai kumis dan jenggot atau memakai pakaian yang bisa membuat orang tidak bisa mengenalimu.

Daripada jadi pikiran terus silakan segara ke Klinik VCT. Tidak setiap konseling diakhiri dengan tes HIV dan hasil tes HIV tidak selalu positif. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.