Tanggapan Berita (24/12-2012) – “Dinas Kesehatan Provinsi Papua
mengingatkan semua daerah di wilayah itu agar mewaspadai penularan HIV/AIDS
yang kian mencemaskan.” Ini lead pada berita “Dinkes Papua Ingatkan Daerah Waspadai Penularan
HIV/AIDS” di www.ciputranews.com
(21/12-2012).
Pertanyaannya adalah: Apa langkah
konkret sudah dilakukan Pemprov Papua, dalam hal ini Dinkes Prov Papua, dalam
menanggulangi penyebaran HIV/AIDS?
Tentu saja tidak ada.
Lihat saja di lokasi pelacuran
yang ada di Kab Jayapura, dikenal sebagai Tanjung ‘turki’ Elmo, di tepi Danau
Sentani di sisi kiri jalan dari Kota Jayapura ke Bandara Sentani.
Di lokalisasi itu tidak ada
intervensi berupa program yang konkret dan sistematis untuk memaksa laki-laki
‘hidung belang’ memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan pekerja
seks komersial (PSK) yang ‘praktek’ di sana.
Menurut Kepala Dinkes Papua, drg
Josef Rinta MKes, angka penularan HIV/AIDS di Papua sangat tinggi karena saat
ini sekitar 13 ribu lebih penduduk di Papua dan Papua Barat sudah terinfeksi.
Jika dikaitkan dengan epidemi HIV
yang erat kaitannya dengan fenomena gunung es, maka kasus yang terdeteksi hanya
sebagian kecil dari kasus yang ada di masyarakat. Angka yang terdeteksi (13.000
lebih) digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air
laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi digambarkan sebagai bongkahan es di
bawah permukaan air laut.
Josef Rinta mengatakan: "Kondisi ini harus kita waspadai. Semua daerah harus mengantisipasi dan melakukan kerja sama secara baik untuk memberikan pelayanan."
Pertanyaan untuk Josef Rinta: Apa langkah konkret yang Anda lakukan untuk
menanggulangi penyebaran HIV melalui laki-laki dewasa?
Lagi-lagi tidak ada.
Bahkan, program untuk mendeteksi HIV/AIDS pada perempuan hamil pun tidak
ada yang sistematis. Yang terjadi hanya statis. Artinya, kalau ada perempuan
hamil berobat atau hendak melahirkan baru ada upaya untuk menyarankan tes HIV.
Disebutkan pula bahwa petugas kesehatan yang bertugas di kampung-kampung
juga harus menyadarkan masyarakat untuk mau memeriksakan diri dan selanjutnya
jika positif terinfeksi virus HIV maka harus rutin mengonsumsi obat anti
retroviral (ARV).
Yang perlu diingat adalah tidak semua orang (masyarakat) harus menjalani
tes HIV karena tidak semua orang perilakunya berisiko tertular HIV.
Tidak semua orang yang terdeteksi HIV otomatis harus meminum obat ARV.
Direktur Yayasan Peduli AIDS Timika (YPAT), Pastor Bert Hagendoorn OFM,
memperkirakan pertumbuhan kasus HIV dan AIDS di Mimika masih terus meningkat
pada tahun-tahun mendatang mengingat tingginya mobilitas warga dari luar ke
Timika.
Tidak ada kaitan langsung antara mobilitas warga dari luar Timika dengan
penyebaran HIV. Ini adalah mitos dan penyangkalan yang justru menyuburkan
penyebaran HIV.
Biar pun banyak pendatang di Timika yang mengidap HIV/AIDS mereka tidak
bisa menyebarkan HIV melalui pergaulan dalam kehidupan sehari-hari.
Agaknya, pastor ini mau ’menembak’ pekerja seks komersial (PSK), terutama
PSK dari Pulau Jawa. Padahal, persoalan ada pada laki-laki dewasa Timika: Sudah
tahu pelacur berisiko tertular HIV, tapi mengapa ada laki-laki penduduk Timika
yang melakukan hubungnan seksual tanpa kondom dengan PSK?
Tapi, di lain pihak tidak sedikit laki-laki Papua di Kota Jayapura yang
justru menjadikan ’cewek manado’ yang bekerja di bar sebagai ’istri simpanan’.
Mereka menganggap ’cewek manado’ itu bukan PSK karena tidak ada di lokalisasi
pelacuran. Tapi, merka salah besar karena ’cewek manado’ itu juga pekerja seks
tidak langsung dengan risiko yang sama dengan PSK di lokalisasi pelacuran
karena sama-sama melayani laki-laki yang berganti-ganti tanpa kondom.
Yang tidak masuk akal (sehat) adalah ada di antara laki-laki Papua yang
menyimpan ’cewek manado’ justru tiap malam ke bar mem-booking ’istri’-nya agar,
maaf, tidak ’dipakai’ orang lain. ”Bang, saya lihat ada suami yang selalu
pulang subuh,” kata seorang perempuan di Jayapura.
Soerang sopir taksi juga heran bukan kepalang karena laki-laki Papua yang
dia antara ke Bandara Sentani selalu bercerita bahwa mereka mau menjumpai
’istri’-nya di Makassar atau Jakarta. Setiap bulan mereka hanya bisa seminggu
dengan istri simpanan itu, dan di hari-hari lain tentulah tidak bisa diketahui
perilaku istri simpanan itu setelah ditinggal suami.
Di Manokwari, Papua Barat, pelacur asal Pulau Jawa dipaksa mangkal di
lokalisasi ’Maruni 55’, tapi ’cewek manado’ boleh praktek di hotel. Maka,
jangan heran kalau di hari-hari ini dan esok kasus HIV/AIDS di Manokwari banyak
terdeteksi pada pegawa negeri, pengusaha, karyawan dan aparat karena mereka
mereka mempunyai uang untuk bayar hotel dan ’membeli seks’ ke ’cewek manado’.
Sebaliknya, biar pun tidak ada pendatang dari luar ke Timika bisa saja
penduduk Timika ke luar daerah dan tertular HIV di luar daerah jika perilakunya
berisiko. Laki-laki penduduk Timika yang tertular HIV di luar Timika menjadi
mata rantai penyebaran HIV secara horizontal di masyarakat, al. melalui hubungan
seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Kasus kumulatif HIV/AIDS di Kabupaten Mimikadari tahun 1996 sampai September 2012 tercatat 3.190.
Dikabarkan, Pastor Hagendoorn mengajak seluruh komponen masyarakat Mimika agar terus-menerus melakukan kegiatan kampanye untuk menyadarkan masyarakat tentang adanya ancaman yang besar HIV dan AIDS serta memberi informasi tentang bagaimana cara penularannya serta cara mencegah diri agar tidak terjangkit virus HIV.
Pak Pastor rupanya lupa kalau kampanye sudah dilakukan sejak awal epidemi,
tapi tetap saja ada laki-laki yang melakukan perilaku berisiko.
Josef Rinta dan Pak Pastro sama sekali tidak menyinggung kegiatan pelacuran
di Km 10 Timika. Apakah mereka menutup mata?
Maka, yang diperlukan adalah intervensi berupa program yang konkret untuk
memaksa laki-laki Timika memakai kondom kalau melakukan hubungan seksual dengan
PSK di lokalisasi itu.
Tapi, celakanya tidak ada program yang konkret. Yang terjadi adalah
menghukum PSK yang terdeteksi mengidap IMS (infeksi menular seksual, seperti
GO, sifilis, virus hepatitis B, dll.).
Tanpa mereka sadari IMS pada PSK justru ditularkan oleh laki-laki Timika.
Lalu ada pula laki-laki Timika yang tertular IMS dari PSK. Kalau PSK yang
menularkan IMS itu mengidap HIV/AIDS, maka sekaligus juga terjadi penularan
HIV/AIDS.
Jika tidak ada program ’wajib kondom 100 persen’ bagi laki-laki yang
melacur di Km 10, maka selama itu pula penyebaran HIV akan terus terjadi.
Tinggal menunggu waktu saja untuk ’panen AIDS’. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful
W. Harahap]
Produk yang Kami tawarkan semuanya aslyOriginal,
BalasHapusAda Garansi Resmi Distributor dan Semua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya.dan Buruan belanja dan dapatkan promo dari kami untuk semua produk kami.Dijual> BlackBerry> Nokia> Samsung> Apple> Acer> Dell> Nikon. beminat hub/sms 0857-3103-0120 atau klik website resmi kami http:/Citra-shopelektroniik.blogspot.com
Ready Stock !
BlackBerry 9380 Orlando - Black
Rp.900.000,-
Ready Stock !
BlackBerry Curve 8520 Gemini
Rp.500.000,-
Ready Stock !
BlackBerry Bold 9780 Onyx 2
Rp.800.000,-
Ready Stock !
Blackberry Curve 9320
Rp.700.000,-
Ready Stock !
Samsung Galaxy Tab 2 (7.0)
Rp. 1.000.000
Ready Stock !
Samsung Galaxy Nexus I9250 - Titanium Si
Rp.1.500.000,-
Ready Stock !
Samsung Galaxy Note N7000 - Pink
Rp.1.700.000
Ready Stock !
Samsung Galaxy Y S5360 GSM - Pure White
Rp.500.000,-
Nokia Lumia 800 MORE PICTURES
Ready Stock !
Nokia Lumia 800 - Matt Black
Rp.1.700.000,-
Ready Stock !
Nokia Lumia-710-white
Rp. 900.000,-
Ready Stock ! Nokia C2-06 Touch & Type - Dual GSMRp.450.000,-
Nokia Lumia 710 T-Mobile MORE PICTURES
Ready Stock !
Nokia Lumia 710 - Black
Rp. 900.000,-
Ready Stock !
Apple iPhone 4S 16GB (dari XL) - Black
Rp.1.200.000,-
Ready Stock !
Apple iPhone 4S 16GB (dari Telkomsel)
Rp.1.200.000,-
Ready Stock !
Apple iPod Touch 4 Gen 8GB
Rp.700.000
Ready Stock !
APPLE iPod Nano 8GB - Pink
Rp.500.000,-
Ready Stock !
Acer Aspire 4755G Core i5 2430 Linux Blue
Rp 1.700.000
Acer Aspire One AOD270 10.1" Netbook
Ready Stock !
Acer Aspire One AOD270 10.1
Rp. 1.000.000,-
Acer TravelMate TM8481-2462G32 14" Notebook
Ready Stock !
Acer TravelMate TM8481-2462G32
Rp. 1.400.000
Ready Stock !
Acer ICONIA Tab W500 10.1" Tablets Notebook
Rp. 1.100.000,-
Ready Stock !
Nikon D7000 kit 18-105mmRp.1.700.000
Ready Stock !
Nikon D90 Kit 18-105mm Vr
Rp 1.300.000
Ready Stock !
Nikon Coolpix L 120 Red
Rp. 900.000
Ready Stock !
Nikon Coolpix P 500 Black
Rp 1.000.000 Ready Stock !