Tanggapan Berita (29/11-2012) –
”Penularan HIV/AIDS kini tidak hanya pada populasi kunci (kelompok
berisiko),tetapi meluas hingga ke masyarakat umum. Di Jawa Barat (Jabar)
misalnya, penularan kepada ibu rumah tangga kini mengkhawatirkan.” Ini lead pada berita “Penularan HIV Ibu Rumah
Tangga Di Jabar Mengkhawatirkan” di www.suarapembaruan.com (26/11-2012).
Disebutkan secara kumulatif kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga sekitar 900, dan anak
yang tertular dari ibu yang positif sekitar 200.
Kalau yang dimaksud
dengan populasi kuncuk adalah pekerja seks komersial (PSK), maka pernyataan
pada lead berita itu tidak akruat karena PSK juga adalah (anggota) masyarakat.
Mereka juga mempunyai keluarga: mempunyai orang tua, suami, anak, dll.
Satu hal yang
dilupakan adalah penularan HIV/AIDS terhadap PSK justru dilakukan oleh
laki-laki dewasa yang dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami
dalam keluarga di masyarakat. Kemudian ada pula laki-laki dewasa yang tertular
HIV/AIDS dari PSK. Laki-laki
ini juga bisa sebagai seorang suami di masyarakat.
Ini pernyataan Kepala Biro Yansos
Provinsi Jabar, H Riadi tentang ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS: “Padahal
mereka ini tidak berperilaku menyimpang, tetapi terkena dari suaminya yang
berperilaku menyimpang. Inilah yang dikhawatirkan sekarang.”
Pertama, apa, sih, yang dimaksud H Riadi perilaku menyimpang?
Penularan HIV/AIDS melalu hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual
(menyimpang, zina, melacur, dll.) tapi karena kondisi hubungan seksual (salah
satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau suami tidak memakai kondom setiap
kali sanggama).
Kedua, pernyataan H Riadi itu membuktikan di Jabar ada praktek
pelacuran, tapi Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten dan kota di Jabar sama
sekali tidak mempunyai program yang konkret untuk mencegah penularan HIV dari
laki-laki ke PSK dan sebaliknya dari PSK ke laki-laki.
Disebutkan bahwa Jabar menduduki urutan
ke-empat di Indonesia dengan jumlah kasus terbanyak hingga Juni 2012, yakni
7.270, terdiri atas 4.565 AIDS dan 2.714 HIV.
Celakanya, dengan kasus sebesar itu Pemprov Jabar sama sekali tidak menjalankan program yang konkret untuk menanggulangi HIV/AIDS di hulu sehingga insiden infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki dewasa melalui pelacuran terus terjadi. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Celakanya, dengan kasus sebesar itu Pemprov Jabar sama sekali tidak menjalankan program yang konkret untuk menanggulangi HIV/AIDS di hulu sehingga insiden infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki dewasa melalui pelacuran terus terjadi. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.