18 November 2012

Pertambahan Kasus Baru HIV/AIDS di Kab Mimika, Papua



Tanggapan Berita (18/11-2012) – “Penularan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Mimika, Papua terus meningkat. Selama tahun 2012 bertambah sebanyak 367 kasus.” Ini lead pada berita ”HIV/AIDS di Mimika Bertambah 367 Kasus” (metrotvnews.com, 12/11-2012).

Pernyataan pada lead berita tsb. tidak jelas apakah kutipan atau kesimpulan yang dibuat wartawan berdasarkan wawancara. Pernyataan tsb. tidak objektif.

Kalau disimak keterangan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Mimika, Saiful Taqin,  yang mengatakan selama periode April-September 2012 terjadi penambahan 239 kasus HIV/AIDS baru …., maka pernyataan pada lead berita itu merupakan kesimpulan wartawan yang justru jauh dari fakta.

Pertama, tidak bisa dipastikan kapan seseorang tertular HIV sehingga tidak bisa dikatakan penularan HIV terus meningkat.

Kedua, yang terjadi adalah selama tahun 2012 terdeteksi 367 kasus baru HIV/AIDS.

Ketiga, karena pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan secara kumulatif, maka angka kasus HIV/AIDS akan terus bertambah seiring dengan penemuan kasus baru. Kumulatif artinya kasus lama ditambah kasus baru. Begitu seterusnya sehingga angka tidak akan pernah turun atau berkurang biar pun banyak pengidap HIV/AIDS yang meninggal.

Maka, yang meningkat selama tahun 2012 bukan penularan HIV, tapi kasus yang terdeteksi selama tahun 2012. Kasus kumulatif HIV/AIDS dari tahun 1996 hingga September 2012 mencapai 3.190. Artinya, kasus sampai tahun 2011 adalah 2.823.

Menurut Ketua Yayasan Peduli AIDS Timika, Pastor Bert Hagendoorn OFM, angka penularan baru kasus HIV/AIDS di Mimika, khususnya di Kota Timika masih tetap tinggi, meskipun upaya untuk pencegahan dan penanggulangannya terus-menerus dilakukan.

Sayang, dalam berita tidak dijelaskan apa bentuk konkret pencegahan dan penanggulangan yang dimaksud Pastor Bert.

Ini pernyataan Pastor Bert: "Saya khawatir jumlah penularan baru masih tetap tinggi karena mobilitas warga di Timika sangat tinggi. Ada banyak warga yang baru datang belum mendapat informasi dan pengetahuan tentang risiko yang mereka dapatkan jika melakukan hubungan seks bebas."

Jika disimak pernyataan Pastor Bert itu, maka yang diperlukan adalah langkah konkret berupa intervensi terhadap laki-laki yang melacur agar mereka memakai kondom. Celakanya, intervensi yang konkret untuk memaksa laki-laki memakai kondom ketika melacur tidadak ada di Mimika. Bahkan, dalam Perda AIDS Mimika pun tidak ada pasal yang konkret untuk menanggulangi HIV/AIDS (Lihat: Perda AIDS Kab Mimika - http://www.aidsindonesia.com/2012/11/perda-aids-kab-mimika-papua.html).

Namun, pernyataan Pastor Bert ada yang tidak akurat yaitu ‘seks bebas’. Kalau yang dimaksud ‘seks bebas’ adalah melacur, maka tidak ada kaitan langsung antara penularan HIV dan melacur atau pelacuran. Penularan HIV melalui hubungan seksual bisa terjadi di dalam dan di luar nikah (sifat hubungan seksual) jika salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (kondisi hubungan seksual).

"Warga harus sadar dengan risiko kalau mengadakan transaksi sex bebas di Timika."

Tidak ada jaminan warga akan sadar terhadap risiko tertular HIV jika melacur tanpa kondom. Untuk itulah diperlukan langkah yang konkret yaitu intervensi terhadap laki-laki yang melacur agar mereka memakai kondom.

Pastor Bert berharap agar program penanggulangan HIV/AIDS dikerjakan bersama karena selama ini dana penanggulangan yang dibiayai APBD hanya dilakukan oleh jajaran pemerintah kabupaten. Padahal, menurut Pastor Bert, ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nonpemerintah dalam hal penanggulangan masalah HIV/AIDS di Mimika, tapi tidak mendapat dukungan dana.

Terlepas dari siapa dan dana apa yang dipakai untuk menanggulangi HIV/AIDS di Mimika, selama tidak ada program yang konkret maka selama itu pula penyebaran HIV/AIDS, terutama melalui hubungan seksual, akan terus terjadi. Kelak akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.