Tanggapan Berita
(10/10-2012) - "Dari
hasil pemeriksaan kita rata-rata, penyebabnya karena hubungan seks bebas dan
penggunaan jarum suntik saat menggunakan narkoba." Ini pernyataan Kepala
Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dinas Kesehatan,
Pemkab OKU (Ogan Komering Ulu) Prov Sumatera Selatan, Pademi Alamsyah SKM M Kes
pada berita “Seks Bebas Faktor Dominan Penyebab HIV/Aids” (sumsel.tribunnews.com, 25/9-2012).
Penggunaan jargon ‘seks bebas’ yang dikaitkan
dengan penlaran HIV/AIDS tidak tepat karena ‘seks bebas’ adalah sifat hubungan
seksual, sedangkan penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual erat kaitannya
dengan kondisi hubungan seksual yaitu salah satu mengidap HIV/AIDS dan
laki-laki tidak memakai kondom setiap kali sanggama.
Kalau ‘seks bebas’ yang dimaksud Pademi
adalah melacur, maka itu menunjukkan di OKU ada pelacuran. Kalau Pemkab OKU
tidak mempunyai program yang konkret untuk menanggulangi penyebaran HIV pada
laki-laki dewasa, maka penyebaran HIV/AIDS akan terus terjadi.
Dikabarkan
sampai akhir September 2012 kasus kumulatif HIV/AIDS dilaporkan 43. Tapi, angka
ini tidak menggambar kasus HIV/AIDS yang ada dimasyarakat karena penyebaran HIV
erat kaitannya dengan fenomena gunung es. Kasus yang terdeteksi (43)
digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut,
sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai
bongkahan es di bawah permukaan air laut.

Pademi lupa
kalau pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan dengan cara kumulatif.
Artinya, kasus lama ditambah kasus baru. Begitu seterusnya sehingga angka
laporan kasus HIV/AIDS tidak akan pernah turun.
Pertanyaan untuk
Pademi: Apakah Pemkab OKU bisa menjamin tidak ada laki-laki penduduk OKU yang
melacur tanpa kondom di wilaya OKU atau di luar wilayah OKU?
Kalau jawabannya
BISA, maka tidak ada penyebaran HIV/AIDS dengan faktor risiko hubungan seksual
di OKU.
Tapi, kalau
jawabannya TIDAK BISA, maka Pemkab OKU menghadapi persoalan besar yaitu
penyebaran HIV/AIDS melalui laki-laki hidung belang di masyarakat, terutama
melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Tanpa program
yang konkret, maka penyebaran HIV/AIDS di OKU kelak akan mencapai ‘ledakan AIDS’.***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.