Tanya-Jawab AIDS No 010/Oktober 2012
Pengantar. Tanya-Jawab
ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat,
telepon, fax, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas
yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang
HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui:
surat ke LSM ”InfoKespro”, PO Box
1244/JAT, Jakarta 13012, e-mail aidsindonesia@gmail.com
dan SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Saya,
seorang perempuan, sedang masa jendela tujuh minggu. Saya ingin donor darah
karena ingin tes HIV. Sekarang saya sakit-sakitan, al. batuk yang tidak sembuh-sembuh,
flu, badan panas, dll. Saya takut. Waktu masa jendela saya satu bulan saya tes, hasilnya negatif. (1) Apakah saya harus menunggu sampai tiga bulan
baru tes HIV? (2) Apakah dengan kondisi saya yang sakit-sakitan bisa lolos jadi donor darah? (3) Jika saya tetap donor darah, apa yang akan terjadi pada saya?
Ny “XX”, Kota T,
P Jawa (via SMS, 28/10-2012)
Jawab: Yang dilakukan di unit-unit transfusi darah (UTD) PMI (Palang
Merah Indonesia) bukan tes HIV terhadap donor darah, tapi skirining atau uji
saring terhadap darah donor. Artinya, yang dites HIV adalah darah donor. Darah
ini tanpa identitas sehingga tidak diketahui pemiliknya.
Skirining darah donor di PMI
untuk mendeteksi darah yang tercemar HIV/AIDS agar tidak ditransfusikan.
Tes dengan rapid test serta ELISA
memang menghadapi masalah yang disebut masa jendela yaitu rentang waktu sejak
tertular sampai tiga bulan. Pada rentang waktu ini antibody HIV belum ada di
dalam darah sehingga tidak bisa dideteksi oleh rapid test dan ELISA
karena tes ini bukan mencari virus (HIV), tapi antibody HIV.
Jika tes HIV dengan rapid test atau ELISA pada masa jendela, maka hasilnya bisa positif palsu (hasil
tes reaktif tapi darah tidak mengandung HIV) atau negatif palsu (hasil tes
nonreaktif tapi darah sudah mengadung HIV).
Karena Anda sudah melakukan
perilaku berisiko tertular HIV dan ada pula gejala penyakit yang terkait
HIV/AIDS, maka Anda tidak harus menunggu tiga bulan. Silakan konsultasi ke
klinik VCT (tempat tes HIV gratis secara
sukarela dengan konselig dan kerahasian) di rumah sakit umum di kota Anda.
(2) dan (3) Petugas di UTD-PMI akan mengecek kondisi kesehatan Anda. Jika lolos, maka ada risiko karena Anda pada masa jendela sehingga skirining di PMI bisa negatif palsu. Yang jadi persoalan bukan pada diri Anda tapi orang yang akan menerima darah Anda jika lolos.
(2) dan (3) Petugas di UTD-PMI akan mengecek kondisi kesehatan Anda. Jika lolos, maka ada risiko karena Anda pada masa jendela sehingga skirining di PMI bisa negatif palsu. Yang jadi persoalan bukan pada diri Anda tapi orang yang akan menerima darah Anda jika lolos.
Jika tidak ada klinik VCT di
kota Anda, silakan kabari agar dicari klinik VCT yang terdekat dengan tempat
tinggal Anda. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Discalaimer.
Tulisan ini bersifat umum yang dimaksudkan sebagai informasi tentang HIV/AIDS
pada tataran realitas sosial. Terkait dengan aspek medis tentang HIV/AIDS
silakan menghubungi dinas kesehatan, puskesmas, Komisi Penanggulangan AIDS
(KPA) atau Klinik VCT di rumah sakit di tempat Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.