Tanggapan Berita (4/10-2012) – Satu demi
satu kasus HIV/AIDS di wilayah Prov Sumatera Utara (Sumut) mulai terdeteksi. Di
Kab Nias, gugusan pulau di arah barat lepas pantai Sumut, misalnya, sudah
terdeteksi belasan kasus HIV/AIDS (13
Penderita HIV/AIDS Ditemukan di Kabupaten Nias, www.nias-bangkit.com, 11/9-2012).
Sayang,
dalam berita tidak ada penjelasan tentang faktor risiko (kemungkinan media
penularan) sehingga tidak ada gambaran penyebaran HIV di sana.
Kasus
di Nias itu merupakan bagian dari 3.684 kasus kumulatif HIV/AIDS, yang terdiri
atas 1.357 HIV dan 2.327 AIDS, yang
terdeteksi di Sumut.
Kasus
HIV/AIDS di Nias terdeteksi sejak tahun 2008. Kasus pun kian banyak terdeteksi
seiring dengan layanan VCT (tempat tes HIV sukarela dengan konseling gratis) yang
sudah tersedia di RSUD Gunugsitoli.
Lagi-lagi
tidak dijelaskan apakah kasus-kasus tersebut terdeteksi pada layanan VCT atau
karena dianjurkan dokter tes ketika berobat ke rumah sakit.
Tidak
ada pula penjelasan tentang umur dan jenis kelamin 13 kasus HIV/AIDS tersebut.
Persoalan
baru muncul bagi orang-orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS di Nias karena
di RSUD Gunugsitoli tidak ada alat untuk mengetes CD4. Tes ini terkait dengan
pemberian obat antiretroviral (ARV) karena obat baru bisa diberikan jika CD4
sudah di bawah 350.
Maka,
penduduk Nias yang mengidap HIV/AIDS harus melakukan tes CD4 ke Medan. Ini
jelas tidak masuk akal karena ongkos dari Nias ke Medan sangat besar jika
menggunakan angkutan udara. Sedangkan dengan angkutan laut dari Nias ke Sibolga
yang dilanjutkan dengan bus dari Sibolga ke Medan selain memakan biaya yang
besar juga memakan waktu beberapa hari.
Dikabarkan
alat untuk tes CD4 tidak tersedia di Nias hanya karena di daerah ini belum Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA). Ini disampaikan oleh Project Officer Global Fund,
Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Andi Ilham Lubis.
Derita penderita HIV/AIDS di
Kab Nias merupakan gambaran ketidakpedulian Pemprov Sumut terhadap
penanggulangan HIV/AIDS di Sumut. Atau Pemkab Nias dan Pemprov Sumut menunggu
dulu sampai terjadi ’ledakan AIDS’ baru bergerak menanggulangi HIV/AIDS. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.