Tanggapan
Berita (19/10-2012) – “Angka penderita
HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Meranti (Prov Riau-pen.) dalam sepuluh tahun
terahir terus meningkat. Dari 300 sampel darah yang diambil, 3 sampel
diantaranya positif tertular virus HIV. Kemudian dari data kiriman pihak
RSUD Tanjung Balai Karimun, 1 warga Meranti lainnya juga dinyatakan positif
menderita AIDS. “ Ini lead di berita
“Penderita HIV/AIDS Terus Meningkat”
(www.haluankepri.com, 24/9-2012).
Pernyataan
pada lead berita ini menunjukkan
pemahan wartawan yang menulis berita tsb. terkait dengan HIV/AIDS tidak
komprehensif.
Pertama, angka
laporan kasus HIV/AIDS akan terus
bertambah karena pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan dengan cara
kumulatif. Artinya, kasus lama ditambah kasus baru. Begitu seterusnya. Maka,
biar pun banyak pengidap HIV/AIDS meninggal angka laporan tidak akan pernah
turun.
Kedua, tidak
dijelaskan dari kalangan mana saja 300 sampel darah itu diambil dan kapan
sampel darah itu diambil. Hasil tes HIV atau survailans tes HIV erat kaitannya
dengan waktu. Artinya, hasil tes terhadap 300 sampel tsb. hanya berlaku saat
sampel darah diambil karena setelah sampel darah diambil bisa saja ybs.
tertular HIV/AIDS karena melakukan perilaku berisiko.
Ketiga, tidak
ada yang positif menderita AIDS karena yang dites adalah (virus) HIV, sedangkan
AIDS adalah kondisi pada diri seseorang yang sudah tertular HIV antara 5 – 15 tahun. Yang benar adalah
salah satu kasus terdeteksi HIV pada masa AIDS.
Di bagian lain
ada lagi pernyataan: “Dari data, kasus serangan HIV di
Meranti dari tahun 2007 sampai tahun 2012 ditemukan ada 21 kasus. Kemudian
untuk kasus AIDS, mulai terdeteksi di Meranti pada tahun 2004. “
Pernyataan di atas menunjukkan
ketidaktahuan terhadap perbedaan antara HIV dan AIDS. Semua kasus HIV/AIDS
bermula dari deteksi HIV. Ada yang terdeteksi HIV pada masa AIDS. Ini terjadi
karena ybs. sudah tertular HIV antara 5 – 15 tahun sebelum terdeteksi.
Terkait dengan kasus HIV/AIDS di
Meranti, Kepala Dinas Kesehatan Kab Kepulauan Meranti, dr Irwan Suandi, melalui Kabid Pengendalian
Masalah Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan KabKepulauan Meranti, dr.Riasari,
mengatakan: "Masyarakat Meranti tidak perlu cemas. Ketiga penderita yang
sudah dinyatakan positif HIV tersebut, terus dipantau. Ketiga penderita juga
rutin melakukan pengobatan di RSUD Pekanbaru.”
Pernyataan dr Riasari ini
mengesankan orang-orang yang mengidap HIV/AIDS akan menularkan HIV kepada orang
lain. Ini tidak benar karena orang-orang yang sudah terdeteksi mengidap
HIV/AIDS melalui tes HIV sesuai dengan standar baku sudah berjanji tidak akan
menularkan HIV kepada orang lain.
Yang perlu diperhatikan adalah:
Apakah di Meranti ada pratek pelacuran?
Kalau
jawabannya ADA, maka yang perlu dilakukan adalah menanggulangi penyebaran HIV
dari laki-laki dewasa lokal ke pekerja seks komersial (PSK) dan dari PSK ke
laki-laki dewasa lokal melalui hubungan seksual.
Untuk
itu diperlukan program yang konkret. Celakanya, Perda AIDS Prov Riau sama
sekali tidak memberikan cara-cara penanggulangan HIV/AIDS yang konkret (Lihat: Perda AIDS Provinsi Riau - http://www.aidsindonesia.com/2012/10/perda-aids-provinsi-riau.html).
Disebutkan
lagi: “Kasus serangan virus HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Meranti, urai dr.
Riasari, memang menunjukan adanya peningkatan kasus. Kasus serangan HIV mulai
ditemukan pada 2007 lalu.”
Sebagai virus HIV tidak
menyerang, tapi menular melalui cara-cara yang sangat khas, al. (a) melalui
hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dari yang mengidap
HIV/AIDS kepada pasangannya; (b) melalui transfusi darah yang mengandung
HIV/AIDS; (c) melalui jarum suntik yang mengandung darah yang mengandung
HIV/AIDS, dan (d) melalui air susi ibu (ASI) yang mengandung HIV/AIDS.
Dikabarkan bahwa “Saat ini RSUD
Selatpanjang belum memiliki VCT (klinik tempat tes HIV gratis secara sukarela
dengan bimbingan-pen.) sehingga belum bisa menangani kasus HIV/AIDS. Makanya
para penderita HIV/AIDS ini dirujuk di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, RSUD
Tanjung Balai Karimun dan Batam. ….”

Kondisi tsb. tentulah menyulitkan
bahwa penduduk yang sudah terdeteksi mengidap HIV/AIDS dan keterbatasan untuk
mendeteksi kasus HIV/AIDS baru.
Wakil Bupati Kepulauan Meranti Drs H Masrul Kasmy, MSi, mengatakan bawah penularan HIV/AIDS terjadi karena melanggar kehidupan norma-norma agama. Sepanjang masih berpegang teguh pada kehidupan yang agamais, tidak akan terserang virus mematikan ini.
Pernyataan wakil bupati di atas
menunjukkan pemahaman yang tidak akurat terhadap HIV/AIDS.
Pertama, tidak ada kaitan
langsung antara penularan HIV/AIDS dan ‘melanggar kehidupan norma-norma agama’.
Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual terjadi di dalam dan di luar nikah
jika salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau suami tidak memakai
kondom.
Kedua, tidak ada kaitan antara
penularan HIV dengan ‘berpegang teguh pada kehidupan yang agamais’ karena penularan
HIV/AIDS melalui hubungan seksual terjadi di dalam dan di luar nikah jika salah
satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau suami tidak memakai kondom.
Ketiga, HIV bukan virus mematikan
karena kematian pada orang-orang yang sudah mengidap HIV/AIDS terjadi karena
penyakit lain, disebut infeksi oportunistik, seperti diare dan TBC.
Disebutkan pula “Apalagi proses
penularannya juga sangat spesifik, melalui hubungan seksual bebas ….”
Kalau ‘seksual bebas’ diartikan
sebagai zina atau melacur, maka tidak ada kaitan antara ‘seksual bebas’ dengan
penularan HIV karena penularan HIV dalam ikatan pernikahan yang sah juga bisa
terjadi.
Lagi-lagi wakil bupati mengatakan: “ …. langkah yang paling aman, jauhi seks bebas ….”
Langkah yang paling aman mencegah
penularan HIV/AIDS melalui hubungn seksual adalah jangan melakukan hubungan
seksual tanpa kondom dengan orang yang sudah mengidap HIV/AIDS.
Selama Pemkab Kep Meranti tidak
mempunyai program yang konkret untuk menanggulangi HIV/AIDS, maka selama itu
pujla penyebaran HIV akan terus terjadi yang kelak bermuara pada ‘ledakan AIDS’.
***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.