05 Oktober 2012

HIV/AIDS Tidak “Menyasar” Usia (Muda)



Tanggapan Berita (6/10-2012) – “Virus HIV/AIDS sampai sekarang ini belum ditemukan obatnya. Golongan usia muda ternyata termasuk paling gampang terkena virus tersebut. Walau begitu, kita sebenarnya dapat mencegah tertular virus maut tersebut.” Ini lead di berita “Usia muda paling rentang terinfeksi HIV” (www.waspada.co.id, 22/9-2012).

Ada beberapa hal yang tidak akurat dalam pernyataan di lead berita tsb.

Pertama, obat untuk HIV/AIDS sudah ada yaitu obat antiretroviral (ARV). Obat ini tidak menyembuhkan, tapi menekan laju perkembangan HIV di dalam darah sehingga yang meminum obat ARV bisa tetap hidup tanpa gangguan kesehatan yang berarti.

Kedua, HIV sebagai virus tidak mencari-cari golongan usia muda karena penularan HIV tidak ada kaitannya dengan usia. Seseorang berisiko tertular HIV tergantung pada perilaku, al. perilaku seksual yang berisiko yaitu sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering berganti-ganti pasangan.

Ketiga, belum ada laporan kematian karena virus (HIV). Kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) terjadi karena penyakit lain yang disebut infeksi oportunistik pada masa AIDS (setelah tertular antara 5 – 15 tahun).

Disebutkan: “Masalah pergaulan bebas dan kurangnya informasi soal HIV/AIDS biasanya menjadi jadi penyebab utama cepatnya penyebaran virus ini.”

Tidak ada kaitan langsung antara ‘pergaulan bebas’ dengan penularan HIV karena penularan HIV melalui hubungan seksual terjadi di dalam dan di luar nikah (sifat hubungan seksual) jika salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali sanggama (kondisi hubungan seksual).

Terkait dengan informasi selama ini pemerintah, termasuk sebagian besar pakar dan tokoh, menyebarluaskan informasi HIV/AIDS yang menyesatkan. Ini terjadi karena informasi dibumbui dengan moral sehingga fakta medis tentang HIV/AIDS hilang, sedangkan yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah).

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief , mengatakan: “Kelompok umur 15 - 49 tahun merupakan populasi rawan tertular HIV/AIDS. Tapi, lebih dari 50% terjadi pada kelompok usia 15 - 29 tahun. Data ini memang memprihatinkan karena usia itu sebenarnya termasuk masa yang sangat produktif.”

Pertanyaan:

(1) Mengapa kelompok usia 15 - 29 tahun rawan tertular HIV/AIDS? Sayang, dalam berita tidak ada penjelasan.

(2) Bagaimana penularan HIV terjadi pada kelompok usia 15 - 29 tahun? Juga tidak ada penjelasan dalam berita.

(3) Bagaimana HIV/AIDS terdeteksi pada kelompok usia 15 - 29 tahun? Lagi-lagi tidak ada penjelasan.

Pernyataan yang mengatikan kerawanan tertular HIV pada kelompok usia 15 - 29 tahun jadi tidak akurat karena tidak ada penjelasan yang konkret.

Disebutkan bahwa Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional, Nafsiah Mboi, mengatakan peningkatan estimasi tersebut disebabkan perilaku seks beresiko yang dilakukan oleh masyarakat, dan terutama kaum muda alias remaja. Selain itu, penyebaran melalui narkoba atau transfusi darah berada di urutan selanjutnya.

Apakah perilaku seks berisiko hanya dilakukan oleh kelompok usia 15-29 tahun?

Bukti yang ada justru bertolak belakang dengan data tsb., yaitu kasus HIV/AIDS yang banyak terdeteksi pada ibu-ibu rumah tangga membuktikan bahwa yang menularkan  HIV kepada ibu-ibu rumah tangga itu adalah laki-laki dewasa, dalam hal ini suami. Itu artinya suami-suami itu tertular HIV, al. melalui perilaku seks berisiko.

Kalau saja wartawan yang menulis berita ini bertanya kepada narasumber dengan tiga pertanyaan di atas, maka realitas penyebaran HIV akan jelas karena kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada kelompok usia 15 - 29 tahun sebagian besar bukan karena kerentanan perilaku seksual mereka. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.