Pengantar. Tanya-Jawab
ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat,
telepon, fax, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas
yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang
HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui:
surat ke LSM ”InfoKespro”, PO Box
1244/JAT, Jakarta 13012, e-mail aidsindonesia@gmail.com
dan SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Pada awal bulan Maret
2011 saya pertama kali berhubungan intim dengan pekerja seks komersial (PSK)
tampa mengunakan kondom. Ketika itu di bagian kelamin saya ada luka bekas
garukan. Esok harinya gigi saya yang berlubang sakit dan membusuk. Gigi saya saya cabut dan sakitnya hilang. Seminggu kemudian saya demam disertai sakit
tenggorokan selama dua minggu dan diare selam enam hari. Kemudian sembuh. Tapi,
setelah diare sembuh timbul kemerah-merahan dibagian kiri kanan lidah di bagian
dalam sampai sekarang belum sembuh.
Pada bulan Maret 2012,
setahun setelah saya melakukan hubungan intim itu, saya melakukan te HIV dua
kali di dua rumah sakit berbeda. Hasil tes negatif (nonreaktif).
Saya juga melakukan medical check up hasilnya normal hanya
didiagnosa terdapat lemak jahat di dalam tubuh saya. dan sampai sekarang saya
tidak pernah melakuan hubungan bandan dengan siapa pun. Tapi, sekarang sering
terkena bisul berulang-ulang dan pernah timbul bisul di bagian kelamin saya.
Saya sangat takut jika
nanti saya melakukan tes HIV hasilnya jadi positif sedangkan saya tidak pernah melakukan
tindakan berisiko lagi. Apalagi akhir tahun ini saya akan menikah. Sering
terlintas di pikiran saya untuk mengakhiri hidup karena ini akan menjadi aib
bagi keluarga saya. Saya menyesal telah melakukan perbuatan itu.
Yang ingin saya tanya: (1)
Apakah saya sudah terinfeksi HIV? (2) Mungkinkankah dua rumah sakit tersebut
melakukan kesalahan dalam tes HIV? (3) Apakah ada orang yang terinfeksi HIV
masa jendelanya lebih dari setahun baru terdeteksi? (4) Apa yang harus saya
lakukan agar saya benar-benar yakin tidak tertular HIV? (5) Apakah di kota saya
(?) ada tempat tes HIV yang benar-benar hasil tesnya bisa dipecaya? (6) Apakah
saya bisa ngobrol melalui telepon?
Mr ”Q” di sebuah kota di P Sumatera (via e-mail,8/9-2012)
Jawab: Mr ”Q”, tenang. Tidak usah panik. Biar pun tertular HIV
itu bukan akhir dari segalanya. Anda tidak perlu berpikir pendek untuk
mengakhiri hidup hanya karena takut terdeteks HIV/AIDS. Penularan HIV tidak
hanya dari hubungan seksual pada zina atau melacur. Di dalam ikatan pernikahan
yang sah pun bisa terjadi penularan HIV jika salah satu mengidap HIV/AIDS dan
suami tidak memakai kondoms setiap kali sanggama.
Jika hubungan seksual yang
pertama Anda lakukan yaitu di bulan Maret 2011 dengan PSK maka ada risiko.
Tapi, risiko tertular HIV melalui hubungan seskual, di dalam dan di luar nikah,
tanpa kondom dengan yang mengidap HIV/AIDS probabilitasnya (kemungkinan) hanya
ada satu kali. Persoalannya adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual
yang ke berapa terjadi penularan. Bisa saja pada hubungan seksual yang pertama,
kesepuluh, kelima puluh, ke sembilan puluh, bahkan bisa saja yang keseratus.
Artinya, setiap hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK berisiko tertular HIV.
Anda ’salah langkah’ yaitu
melalukan tes dengan inisiatif sendiri ke rumah sakit yang tidak mempunyai
konselor. Standar prosedur operasi tes HIV yang baku harus ada konseling
(bimbingan) sebelum dan sesudah tes HIV. Artinya, apa pun hasil tes tetap ada
bimbingan. Kalau hasil tes HIV negatif, maka konselor akan membimbing agar
tidak melakukan perilaku berisiko. Kalau hasil tes positif maka Anda akan dibimbing
untuk menjalani hidup dengan status mengidap HIV. Mulai dari pendampingan dan
pengobatan akan diberikan secara gratis.
Pemerintah sudah mengatur tes
HIV di beberapa institusi, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dan LSM
berupa rekomendasi karena institusi tsb. mempunyai konselor yang sudah
menjalani pelatihan khusus. Institusi tsb. juga akan menjalankan tes HIV sesuai
dengan standar baku, al. konseling, kerahasiaan, dll.
Rapid test memang bukan untuk
diagnosis, tapi hanya untuk keperluan survailans, misalnya, untuk darah donor.
Sedangkan ELISA harus dilakukan
dengan tiga kali tapi dengan reagen dan teknik tes yang berbeda. Soalnya,
standar tes HIV untuk diagnosis diharuskan ada tes konfirmasi. Artinya, hasil
tes pertama harus dikonfirmasi dengan tes lain. Yang lazim adalah tes pertama
dengan ELISA kemudian tes konfirmasi dengan Western blot. WHO merekomendasi tes
ELISA bisa dipakai konfirmasi yaitu
dengan tiga kali tapi dengan reagen dan teknik yang berbeda.
Hasil tes yaitu reaktif dan
nonreaktif tidak bisa diputuskan sebagai positif dan negatif karena harus ada
diagnosis dokter. Al. dikaitkan dengan riwayat perilaku seksual yang menjalani
tes. Kalau ybs. tidak pernah melakukan perilaku yang berisiko tertular HIV,
maka hasil tes itu akan disimpulkan oleh dokter bukan oleh konselor, pegawai
atau karyawan laboratorium.
Gejala-gejala yang Anda alami
memang ada kaitannya dengan infeksi HIV, tapi seperti pengakuan Anda perilaku
berisiko hanya sekali Anda lakukan. Maka, Anda harus jujur pada diri sendiri
karena kalau hanya satu kali tentulah risko tertular rendah sehingga tidak akan
menimbulkan gejala yang terkait dengan infeksi HIV/AIDS.
Usaha Anda untuk memastikan
bahwa di tubuh Anda tidak ada HIV karena akan menikah merupakan langkah yang
arif. Ini penting karena untuk melindungi istri dan anak-anak Anda kelak. Tidak
usah takut. Laki-laki pengidap HIV dan istri tidak mengidap HIV bisa mempunyai
anak yang bebas HIV melalui proses bayi tabung atau program obat antiretroviral
(ARV) dengan bantuan dokter. Bahkan, satu pasangan suami istri yang mengidap
HIV pun tetap ada kemungkinan mempunyai anak yang bebas HIV asalkan ditangani
oleh dokter.
(1) Untuk mengetahui apakah
Anda sudah tertular HIV atau belum hanya bisa dilakukan melalui tes HIV. Untuk
itu sudah dikirimkan nama dan nomor kontak konselor di kota Anda. Silakan
hubungi. Semua gratis.
(2) Kita tidak bisa mengatakan
salah satu tidak karena dua rumah sakit yang Anda sebutkan tidak termasuk dalam
jaringan tes HIV yang dirujuk oleh Kemenkes RI. Maka, pertanyaannya adalah: Apakah
dua rumah sakit itu menerapkan standar prosedur operasi tes HIV yang baku?
(3) Masa jendela yaitu rentang
waktu metabolisme tubuh memproduksi antibody HIV berlangsung sampai tiga bulan
sejak tertular. Tes HIV dengan rapid test
dan ELISA mencari antibody, bukan
virus. Tes yang mencari virus tanpa ada masa jendela adalah tes PCR (Polymerase Chain Reaction).
(4) dan (5) Ya, Anda sebaiknya
tes ke klinik VCT yang sudah direkomenasi oleh Kemenkes RI. Kami sudah kirim
nama dan nomor kontak konselor di kota Anda. Silakan hubungi.
(8) Silakan. Nomor kontak sudah
dikirim via e-mail.
Kita berharap Anda benar-benar
jujur pada diri sendiri. Artinya, seperti yang Anda katakan Anda hanya sekali melakukan
hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK. Setelah itu tidak pernah lagi.
Soalnya, kalau Anda tidak jujur, maka Anda sendiri yang menanggung rugi. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap]***
Discalaimer.
Tulisan ini bersifat umum yang dimaksudkan sebagai informasi tentang HIV/AIDS
pada tataran realitas sosial. Terkait dengan aspek medis tentang HIV/AIDS
silakan menghubungi Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), rumah
sakit umum daerah, puskesmas, atau Klinik VCT di rumah sakit atau poliklinik di
tempat Anda.
BalasHapusObat Pembesar Penis Herbal
Obat Kuat Pria
Obat Perangsang Wanita
Obat Penghilang Tato
Obat Peninggi Badan Herbal
Obat Penggemuk Badan Herbal
Obat Pelangsing Badan Herbal
Kecantikan
Pemutih Wajah Dan Tubuh
Alat Bantu Sex Wanita
Alat Bantu Sex Pria
Aneka Kondom Pria
OBAT BIUS CAIR
BalasHapusLIQUID SEX
ANEKA KONDOM SILIKON
OBAT KUAT VIAGRA USA
OBAT PENGHAPUS TATTO
OBAT KUAT CIALIS 50mg
CARA MEMBESARKAN PENIS
ALAT PEMBESAR PENIS
MINYAK ASLI LINTAH PAPUA
OBAT PENYUBUR SPERMA
VIGRX PLUS
OBAT PERONTOK BULU
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya mau tanya.. Klinik gratis benar-benera bebas biaya di daerah Depok (jawa barar) itu dimana ya ?
BalasHapusSaya sangat ingin mengecek.
Terimakasih.
Klu tes hiv di medan di mana ya ??
BalasHapusSoalnya saya ingin check...
Thanks
Maaf boleh tanya, klo tempat tes hiv d karawang jawa barat ada ga ya? Dmn?
BalasHapus