Tanggapan Berita (18/9-2012) - Mewakili
Bupati Kukar (Kutai Kartanegara, Prov Kaltim), Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan,
H Hairil Anwar mengatakan penyebaran kasus AIDS saat ini tidak hanya menimpa
kalangan heteroseksual sebagaimana pada awal kasus ini ditemukan namun sudah
menimpa kalangan homoseksual, pengguna jarum suntik terutama pada pengguna
narkoba dan prenatal (Homokseksual
Rentan Terkena HIV-AIDS, korankaltim.co.id, 16/7-2012).

Apakah
di Kukar praktek homoseksual (laki-laki dengan laki-laki, seperti gay) lebih
banyak daripada heteroseksual (laki-laki dengan perempuan, seperti pelacuran)?
Sampai
Maret 2012 dilaporkan kasus kumulatif HIV/AIDS di Kukar tercatat 102 yang
merupakan bagian dari 2.288 kasus kumulatif HIV/AIDS di Prov Kaltim (beritasatu.com,
10/3-2012).
Disebutkan
bahwa Kukar merupakan daerah tujuan wisata dan penghasil sumber daya alam tentu
saja merupakan wilayah yang banyak didatangi oleh para pencari pekerja baik
lokal maupun dari luar wilayah. Terkait dengan hal ini, Hairil mengatakan: “Tentunya
hal ini menjadi permasalahan di bidang kesehatan yang secara khusus perlu
ditangani termasuk dampaknya pada penyebaran penyakit HIV/AIDS.”
Persoalan
bukan pada pendatang yang mencari kerja di Kukar, tapi ada pada penduduk Kukar,
terutama laki-laki dewasa, yaitu jika melakukan hubungan seksual tanpa kondom
dengan pekerja seks komersial (PSK) yang ada di Kukar atau di luar Kukar.
Di
daerah yang tidak menjadi tujuan wisata dan tidak mempunyai kekayaan alam pun
bisa saja ada penduduknya yang mengidap HIV/AIDS, al. karena melacur di luar
daerahnya.
Komisi
Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kab Kukar terus melakukan sosialisasi guna
mencegah penyebaran penyakit mematikan tersebut. Salah satunya dengan
mensosialisasikan strategi dan rencana aksi daerah dalam penaggulangan AIDS.
HIV/AIDS
bukan penyakit mematikan karena belum ada kasus kematian karena HIV/AIDS.
Kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) terjadi di masa AIDS, setelah
tertular antara 5 – 15 tahun, karena penyakit yang disebut sebagai infeksi
oportunistik, seperti diare danTBC.
Yang
diperlukan bukan sosialisasi lagi, tapi langkah konkret untuk menurunkan
insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan
PSK.
Apakah
di Kukar ada pelacuran?
Tentu
saja KPA Kukar mengatakan: Tidak Ada! Soalnya, di Kukar tidak ada lokalisasi
pelacuran yang merupakan hasil regulasi yang ditangani dinas sosial.
Tapi,
apakah di Kukar ada praktek pelacuran yang terjadi di sembarang tempat dan
sembarang waktu?
Kalau
KPA Kukar tetap mengatakan tidak ada, maka penyebaran HIV di Kukar bukan
didorong oleh hubungan seksual yang tidak memakai kondom, tapi karena cara
penularan lain, seperti transfusi darah, jarum suntik narkoba, dll.
Tapi,
kalau KPA Kukar realistis maka praktek pelacuran ada di Kukar. Selain di
tempat-tempat tertentu praktek pelacuran juga terjadi di tempat kos, kontrakan,
penginapan, losmen, hotel melati dan hotel berbintang.
Nah,
praktek pelacuran itulah yang mendorong penyebaran HIV di Kukar.
Di
satu sisi ada laki-laki penduduk Kukar yang mengidap HIV yang menularkan HIV
kepada PSK melalui hubungan seksual tanpa kondom. Laki-laki yang menularkan HIV
kepada PSK dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami.
Di
sisi lain ada PSK yang sudah mengidap HIV/AIDS ketika praktek di Kukar. Maka,
laki-laki penduduk Kukar yang melakukan hubungan seksual dengan PSK tanpa
kondom akan berisiko tertular HIV. Laki-laki yang tertular HIV dari PSK dalam
kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami.
Di
masyarakat Kukar laki-laki yang menularkan HIV kepada PSK dan laki-laki yang tertular
HIV dari PSK akan menjadi mata rantai penyebaran HIV, terutama melalui hubungan
seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Selain
itu tidak tertutup pula kemungkinan ada laki-laki dewasa penduduk Kukar yang
melacur tanpa kondom ke luar Kukar. Laki-laki yang tertular HIV di luar Kukar
akan menjadi mata rantai penyebaran HIV di Kukar, terutama melalui hubungan
seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Salah
satu langkah konkret yang perlu dilakukan KPA Kukar adalah menjalankan program ‘wajib
kondom 100 persen’ pada laki-laki yang melacur dengan PSK. Jika program ini
tidak dijalankan, maka penyebaran HIV/AIDS di Kukar akan terus terjadi yang
kelak akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful
W. Harahap]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.