Tanya-Jawab AIDS
No 06/September 2012
Pengantar. Tanya-Jawab
ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat,
telepon, fax, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas
yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang
HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui:
surat ke LSM ”InfoKespro”, PO Box
1244/JAT, Jakarta 13012, e-mail infokespro@yahoo.com
dan SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Terus
terang saya malu ke klinik. Itulah sebabnya saya Tanya melalui SMS. Saya
depresi dan merasa terkucilkan karena khawatir sudah tertular HIV/AIDS. (1)
Apabila kita melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom sekali sekali saja
dengan pekerja seks komersial (PSK), jika PSK itu mengidap HIV: Apakah bisa
tertular? (2) Apakah pernularan terjadi melalui sekali hubungan seksual saja
atau harus berulang-ulang? (3) Adakah ciri-ciri AIDS pada fisik PSK yang
mengidap HIV/AIDS? (4) Apakah jika hubungan seksual dilakukan dengan perempuan
yang bukan PSK jalanan tetap ada risiko atau risiko lebih kecil? (5) Di
kalangan teman-teman ada pendapat bahwa untuk
mendeteksi IMS dan HIV pada cewek
kita memasukkan jari ke vaginanya. Kalau terasa panas itu artinya ada
IMS atau HIV (6) Apakah ada risiko tertular ketika jari saya masuk ke vagina
PSK? (7) Apakah penularan IMS atau HIV
bisa diketahui ketika sedang terjadi hubungan seksual, misalnya penis terasa
panas?
Tn ”Q”, Jakarta (via SMS, 18/5-2012)
Jawab: Rubrik ini hanya untuk tanya jawab secara umum,
sedangkan yang terkait dengan medis akan lebih baik kalau ada ke puskesmas, rumah
sakit, klinik atau praktek dokter. Terkait dengan pertanyaan Anda, yaitu:
(1) dan (2) Probabilitas
(kemungkinan) penularan HIV melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah
dengan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1 : 100. Artinya, dalam 100 kali hubungan
seksual ada 1 kali terjadi penularan. Persoalannya adalah tidak bisa diketahui
dengan pasti pada hubungan seksual yang ke berapa terjadi penularan HIV. Bisa
saja yang pertama, kelima, kedua puluh, kesembilan puluh atau yang keseratus.
Maka, setiap kali hubungn seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah
dengan yang mengidap HIV/AIDS ada risiko tertular.
(3) Itulah persoalan besar pada
epidemi HIV/AIDS. Tidak ada tanda-tanda, ciri-ciri atau gejala-gejala yang khas
AIDS pada fisik orang yang sudah mengidap HIV/AIDS sebelum masa AIDS (secara
statistik antara 5 – 15 tahun). Tidak ada pula keluhan kesehatan yang terkait
dengan HIV/AIDS. Yang jelas PSK adalah orang yang berisiko tinggi tertular HIV
karena sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan laki-laki yang
berganti-ganti. Soalnya, ada kemungkinan salah satu dari laki-laki yang
mengencaninya mengidap HIV/AIDS sehingga PSK itu berisiko tertular HIV dari
laki-laki. Nah, jika melakukan hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah,
dengan pasangan yang tidak diketahui status HIV-nya pakailah kondom agar tidak
terjadi gesekan langsung antara penis dan vagina dan penis pun tidak ’terendam’
dalam cairan vagina. Dalam jumlah yang dapat ditularkan HIV terdapat dalam
cairan vagina.
(4) Perempuan yang berisiko
tinggi tertular HIV bukan hanya PSK jalanan, disebut juga PSK langsung, tapi
setiap perempuan yang sering melakukan hubungan seksual, di dalam dan di luar
nikah, dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak
memakai kondom. Di beberapa daerah penularan HIV banyak terjadi melalui
hubungan seksual dengan PSK tidak langsung, seperti ’anak ABG’, ’cewek kampus’,
’anak sekolah’, ’gadis SPG’, ’cewek pemijat’. ’cewek cafe’, dll. Banyak
laki-laki yang merasa melakukan hubungan seksual dengan PSK tidak langsung
tidak berisiko tertular HIV. Ini salah besar karena PSK tidak langsung juga
melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang berganti-ganti. Risiko
tertular HIV melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK jalanan dan PSK
tidak langsung sama saja.
(5) dan (6) Itu hanya mitos
(anggapan yang salah). HIV ada di dalam cairan vagina, tapi tidak bisa dilihat
dengan mata telanjang. Tidak pula menimbulkan panas pada cairan vagina. Justru
cewek berisiko tertular penyakit kalau di jari Anda ada kuman atau bakteri. Selain
itu kalau di jari Anda ada luka-luka mikroskopis (tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang), maka itu menjadi pintu masuk penyakit yang ada di cairan
vagina cewek.
(7) Tidak ada tanda-tanda yang
khas apakah terjadi penularan IMS atau HIV pada saat hubungan seksual.
Akan lebih baik kalau Anda
segera ke dokter agar tidak mengganggu pikiran. ***[AIDS Watch Indonesia/Syaiful
W. Harahap]***
Discalaimer.
Tulisan ini bersifat umum yang dimaksudkan sebagai informasi tentang HIV/AIDS
pada tataran realitas sosial. Terkait dengan aspek medis tentang HIV/AIDS
silakan menghubungi dinas kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) atau Klinik
VCT di rumah sakti di tempat Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.