
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, fax, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan melalui: surat ke LSM ”InfoKespro”, PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, e-mail infokespro@yahoo.com dan SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Apakah berhubungan seksual (masih pertama kali) dengan lawan jenis tanpa pengaman dapat tertular HIV? Sebelum melakukan hubungan seksual saya tanya apakah dia, laki-laki beristri dengan dua anak, mengidap HIV/AIDS. Jawabannya dia mengatakan tidak mengidap HIV/AIDS. Dia, katanya lagi, dalam kondisi sehat. Dia juga mengaku pernah tes HIV, hasilnya negatif. Sejak hubungan seksual itu saya selalu memakai avail dan meminum dan Nature E. Tapi, saya juga belum yakin apakah terjangkit atau tidak. Aku benar-benar menyesal atas kejadian itu. Saya benar-benar takut.
Nn ’X’, Jakarta (via SMS, 8/8-2012)
Jawab: Risiko tertular HIV melalui hubnngan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1 : 100. Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual ada 1 kemungkinan terjadi penularan. Biar pun hubungan seksual hanya dilakukan 99 kali tidak berarti Anda lolos dari risiko tertular HIV.
Soalnya, tidak bisa diketahui kapan terjadi penularan. Bisa saja pada hubungan seksual yang pertama, kelima, kedua puluh, kesembilan puluh, dst. Maka, setiap kali hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan yang mengidap HIV/AIDS selalu ada risiko tertular HIV.
Terkait dengan yang Anda hadapi adalah kita tidak tahu persis status HIV laki-laki yang kencan dengan Anda: Apakah dia mengidap HIV atau tidak ketika sanggama tanpa kondom dengan Anda.
Orang-orang yang sudah tertular HIV (mengidap HIV/AIDS) tidak bisa dilihat dari fisiknya karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik orang-orang yang sudah mengidap HIV/AIDS. Tidak ada pula keluhan berupa gangguan kesehatan yang terkait dnegan HIV/AIDS pada orang-orang yang sudah mengidap HIV/AIDS. Dia boleh-boleh saja mengatakan dalam kondisi sehat karena HIV/AIDS tidak membuat orang sakit sebleum masa AIDS (secara statistik setelah tertular antara 5 – 15 tahun).
Biar pun dia mengatakan pernah tes HIV dan hasilnya negatif itu tidak jaminan karena: (a) tes HIV bukan vaksin, dan (b) setelah tes HIV dia bisa saja melakukan hubungan seksual dengan pasangan lain, perempuan atau laki-laki, sehingga ada risiko tertular HIV.
Apakah Anda yakin bahwa dia tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan perempuan selain istrinya sebelum dilakukannya dengan Anda?
Kalau Anda yakin dan memang benar dia hanya melakukan hubungan seksual dengan istrinya sebelum dengan Anda risiko tertular sangat kecil karena kemungkinan dia tertular HIV tinggal dari transfusi darah, jarum suntik pada penyalahguna narkoba. Kalau dia tidak pernah transfusi darah dan tidak pernah memakai jarum suntik bergantian pada penyalahgunaan narkoba, maka tidak ada risiko tertular HIV.
Persoalan timbul kalau ternyata laki-laki itu pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan perempuan selain istrinya sebelum sanggama dengan Anda, maka ada risiko karena bisa saja salah satu di antara perempuan yang pernah disebutuhinya ada yang mengidap HIV/AIDS. Dia pun berisiko tertular HIV. Jika laki-laki itu mengidap HIV/AIDS, maka Anda pun berisiko tertular HIV. Bari pun risikonya 1 : 100 tapi kemungkinan tertular tetap ada pada sekali hubungan seksual tanpa kondom.
Jika seseorang tertular HIV, maka tidak ada obat atau bahan tambahan yang bisa membunuh HIV di dalam darah. Yang bisa dilakukan adalah menekan pertumbuhan HIV di dalam darah dengan meminum obat antiretroviral (ARV). Tapi, obat ini baru bisa diminum berdasarkan diagnosis dokter setelah hasil tes HIV menunjukkan positif.
Karena Anda ketakutan, maka akan lebih baik konsultasi ke Klinik VCT (tempat tes HIV sukarela dengan konseling) yang ada di banyak rumah sakit pemerintah. Jika Anda sudah memutuskan untuk menjalani tes HIV, silakan kontak kami agar kami bisa memberikan alamat tempat tes HIV yang terdaftar.
***[Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia]***
Disclaimer. Tulisan ini bersifat umum yang dimaksudkan sebagai informasi tentang HIV/AIDS pada tataran realitas sosial. Terkait dengan aspek medis tentang HIV/AIDS silakan menghubungi Dinas kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) atau Klinik VCT di tempat Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.