08 Agustus 2012

“Pasangan” yang Check-in di Hotel di Karawang Menolak Kondom

“Pasangan” yang Check-in di Hotel di Karawang Menolak Kondom
Liputan.  Matahari mulai memancarkan sinar dari ufuk timur. Dari balik jendela kamar sebuah hotel di kota Karawang, Jawa Barat, satu dua pasangan laki-laki dan perempuan keluar dari kamar hotel. Mereka menuju front office untuk check out.

Selamat datang di Karawang
“Ya, tiap malam ada saja pasangan yang check-in,” kata karyawan hotel awal Juli 2012. Mereka memilih hotel karena lebih aman daripada di kontrakan atau di penginapan, losmen atau hotel melati yang sering menjadi sasaran razia polisi dan Satpol PP.

Seiring dengan penyebaran IMS (infeksi menular seksual yaitu penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah, seperti sifilis, GO, hepatitis B, dll.) serta HIV/AIDS, maka Pemkab Karawang perlu melakukan intervensi yaitu menganjurkan agar laki-laki memakai kondom.

Memang, di front office hotel itu ada tumpukan dua kardus yang berisik kondom. Menurut karyawan tadi, komdom itu diberikan kepada tamu yang check-in berpasangan.

Celakanya, banyak tamu yang justru marah dan tidak mau menerima kondom yang disodorkan karyawan hotel. “Emang, gue laki apaan.” Itulah salah satu umpatan tamu hotel jika disodori kondom. Ada juga yang marah-marah dan membentak karyawan hotel.


pasangan check-in
Kasus kumulatif HIV/AIDS di Kab Karawang dilaporkan sudah mencapai 283, 50% di antaranya terdeteksi pada perempuan.

Lokasi pelacuran ada di beberapa tempat di Karawang, tapi tidak ada penjangkauan untuk sosialisasi kondom. Akbatnya, laki-laki yang melacur tidak memakai kondom.

Tahun 1990-an ada beberapa pekerja seks komersial (PSK) asal Karawang yang dipulangkan dari Riau karena terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Sayang, Pemkab Karawang tidak menangani PSK yang dipulangkan itu. Yang terjadi justru datanya disebarkan kepada wartawan sehingga pemberitaan pun ramai tapi sebagai berita sensasi.

Survai yang dilakukan oleh Yayasan Pantura Plus, Karawang, seperti yang disampaikan Abdul Rahman, ketua yayasan, lebih dari 70 persen suami perempuan Karawang yang bekerja di luar kota dan di luar negeri sebagai TKW justru mempunyai pasangan seks dari kalangan PSK. Ikatan itu terjadi selama istri mereka bekerja di luar kota atau di luar negeri.

Maka, tidaklah mengherankan kalau kemudian banyak calon TKI/TKW asal Karawang yang batal berangkat ke luar negeri karena terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Bulan lalu, misalnya, 26 calon TKI gagal berangkat karena terdeteksi mengidap HIV/AIDS.

Sebuah hotel berbintang di Karawang
Untuk meningkatkan pemakaian kondom pada laki-laki yang menginap dengan pasangannya di hotel perlu dilakukan pelatihan bagi karyawan hotel agar mereka bisa membujuk tamu menerima kondom. “Wah, itu gagasan yang bagus,” kata seorang staf KPA Kab Karawang.

Tapi, staf tadi mengatakan untuk tahun ini tidak bisa dilakukan karena tidak ada mata anggaran untuk membiayai pelatihan. Maka, tanpa disadari sebelum pelatihan dilakukan ada risiko penyebaran HIV/AIDS melalui pasangan-pasangan yang menginap atau check-in untuk short time.

Kalau tamu menolak hotel menolak kondom, sebaliknya ada saja yang datang ke hotel meminta kondom. “Kita berikan saja, Pak,” kata karyawan hotel. ***[Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia]***

1 komentar:

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.