![]() |
suasana kemeriahan sebuah tempat hiburan malam di Manado |
Tanggapan Berita. Dikabarkan bahwa kasus
kumulatif HIV/AIDS di Kota Manado terbanyak di Prov Sulawesi Utara (Sulut). Di
Manado dilaporkan 412 kasus HIV/AIDS yang terdiri atas 130 HIV dan 282
AIDS. Sedangkan kasus kumulatif HIV/AIDS di Sulut tercatat 1.033 yang terdiri
atas 365 HIV dan 646 AIDS. Itu artinya, kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di Kota
Manado 39,9 persen dari kasus Sulut (Astaga temuan kasus HIV/AIDS terbanyak di Manado, Antara Sulut, 19/6-2012).
Tapi,
tunggu dulu. Tidak semua kasus HIV/AIDS yang tercatat di Kota Manado terdeteksi
pada penduduk Kota Manado. Sayang, hal ini tidak dikembangkan oleh wartawan
yang menulis berita ini.
Sebelum
klinik VCT (tempat tes HIV gratis secara sukarela dengan konseling) dijalankan
di beberapa kabupaten dan kota, tempat tes HIV hanya ada di Kota Manado. Maka,
tidak mengherankan kalau ada penduduk luar Kota Manado yang tes HIV di Manado
dan dicatat sebagai kasus di Manado.
Dalam
berita juga tidak ada penjelasan tentang jumlah Odha (Orang dengan HIV/AIDS)
yang sudah meminum obat antiretroviral (ARV). Obat ARV penting bagi Odha karena
bisa memperlambat perkembangan virus (HIV) di dalam darah. Jika konsentrasi HIV
di dalam darah setelah meminum ARV, maka risiko untuk menularkan HIV pun kecil.
Ini salah satu cara memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS melalui Odha.
Menurut
Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Prov Sulut, Jones Oroh,
munculnya kasus AIDS di Sulut umumnya
stadium lanjut yang terinfeksi dari luar daerah.
Pernyataan
Oroh ini perlu juga dipertanyakan: Apakah sebelum keluar daerah mereka
menjalani tes HIV?
Kalau
jawabannya tidak, maka ada kemungkinan mereka tertular di Sulut.
![]() |
protes pengelola hiburan malam di Manado terhadap pemberlakuan pajak hiburan |
Persoalan
lain adalah tidak ada langkah yang konkret untuk menurunkan insiden infeksi HIV
baru, terutama pada laki-laki ‘hidung belang’ melalui hubungan seksual dengan
pekerja seks komersial (PSK). Ini terjadi karena Pemkot Manado menampik di kota
itu ada pelacuran dengan alasan tidak ada lokalisasi pelacuran ‘resmi’.
Tapi,
apakah Pemkot Manado bisa menjamin tidak ada laki-laki dewasa penduduk Kota
Manado yang melacur dengan PSK tanpa kondom di Kota Manado?
Nah,
kalau jawabannya tidak bisa, maka persoalan besar akan dihadapi Pemkot Manado
yaitu penyebaran HIV/AIDS secara horizontal antar penduduk, terutama melalui
hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah, dengan mata rantai
laki-laki yang tertular HIV melalui praktek pelacuran.
Belakangan
ini di Kota Manado ada praktek pelacuran yang tidak melibatkan PSK, tapi
cewek-cewek muda belia yang mejeng di boulevard, sebuah jalan di tepi pantai
Teluk Manado. Mereka dikenal sebagai tambio (tampang biongo atau tampak bego).
Kemudian dikenal pula ‘duara’ dan ‘tigara’ yaitu tarif sekali kencan Rp 200.000
dan Rp 300.000.
Dampak
dari perilaku sebagian laki-laki yang melacur tanpa kondom bisa dilihat dari
kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu-ibu rumah tangga dan bayi serta
anak-anak. Di Sulut dilaporkan 49 bayi
dan balita terdeteksi mengidap HIV/AIDS (www.waspada.co.id,
11/5-2012).
Memang,
ada program PMTCT (prevention
mother-to-child transmission) yaitu mencegah penularan HIV dari-ibu-ke-bayi
yang dikandungnya. Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Sulawesi
Utara, dr Tangel Kairupan, mengatakan: "Kami berharap ibu-ibu yang
mengidap HIV/AIDS agar bisa melakukan terapi khusus sehingga tidak terjadi
transmisi penyakit kepada janin yang di kandungnya."
Celakanya,
Pemprov Sulut tidak mempunyai program yang konkret untuk mendeteksi HIV/AIDS
pada perempuan hamil. Akibatnya, banyak perempuan hamil yang tidak menyadari
dirinya mengidap HIV/AIDS sehingga tanpa disadarinya dia menularkan HIV kepada
bayi yang dikandungnya.
Penularan
bisa terjadi selama dalam kandungan, pada saat persalinan, dan menyusui dengan
air susu ibu (ASI).
Jika
Pemkot Manado tidak melakukan intervensi berupa program yang konkret untuk
menjalankan program ‘wajib kondom 100 persen’ bagi laki-laki yang melacur
dengan PSK, maka insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa akan terus
terjadi.
Laki-laki
yang tertular HIV, aantara lain melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK akan
menjadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat yang kelak akan bermuara pada
‘ledakan AIDS’.
***[Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia]***
PIN BB : 264093EF .HP : 085-756-676-237
BalasHapusHARI INI KAMI ADAKAN PROMO TERMURA & TERPERCAYA website:http://ardhanionlineshop.blogspot.com Produk dijamin asli
ARDHANI SHOP : Barang yang Kami Tawarkan Semuanya Barang Asli Original Ada Garansi Resmi Distributor dan Garansi TAM .
Semua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya.
Ready Stock ! Apple iPhone 5 32GB Rp.2.800.000,-
Ready Stock ! Apple iPhone 5S 32GB Rp.3.500.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy Note 3 Putih Rp.2.500.000,-
Ready Stock ! Apple iPhone 6 plus 32GB Rp.4.500.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy Note 4 SM-N910H Gold Rp. 3.3000.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy S5 Rp.2.600.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy S4 I9500 - PUTIH Rp.1.700.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy S6 32GB Rp.3.000.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy S6 edge 32GB Putih Rp.4.000.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy A3 Rp.1.500.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy A5 Rp.2.200.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy E5 E500H Putih Rp.1.500.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy E7 E700H Putih Rp. 1.900.000,-
Ready Stock ! Apple iPhone 4S 16GB (dari Telkomsel) Rp.1.200.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy Grand Prime SM-530H Rp.900.000
Ready Stock ! Asus Zenfone 2 ZE551ML RAM 4GB-64GB Rp.2.500.000,-
BalasHapushttp://sex-hot-kotamobagu.blogspot.com/
BalasHapushttp://sex-hot-kotamobagu.blogspot.com/