28 Agustus 2012

Kasus HIV/AIDS per Juni 2012 Dilaporkan 118.865


Info AIDS. Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, melaporkan kasus HIV/AIDS secara nasional periode 1987 sd. 30 Juni 2012 pada tanggal  15 Agustus 2012 (diolah dari data di www.spiritia.or.id).  

Kasus kumulatif HIV/AIDS secara nasional priode 1987 sd. 30 Juni 2012 dilaporkan 118.865 yang terdiri atas 86.762 HIV dan 32.103 AIDS dengan 5.623 kematian

Kasus HIV

Priode April - Juni 2012 kasus baru HIV dilaporkan sebanyak 3.892.

Persentase kasus HIV baru yang dilaporkan terdeteksi pada kelompok umur 25 - 49 tahun 72%, kelompok umur 20 - 24 tahun 12%, dan kelompok umur ≤4 tahun 7%. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1.

Sedangkan persentase kasus baru HIV berdasarkan faktor risiko adalah hubungan seksual tidak aman pada heteroseksual 50%, penggunaan jarum suntik berganti-ganti pada penyalahguna narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya) 14%, dan LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki) 7%.

Kasus AIDS

Pada periode April sampai Juni 2012 jumlah kasus baru AIDS yang dilaporkan sebanyak 1.673.

Berdasarkan persentase kasus AIDS terdeteksi pada kelompok umur 30-39 tahun 36,2%, kelompok umur 20-29 tahun 32,2%, dan kelompok umur 40-49 tahun 15,9%.


Perbandingan kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1.

Jumlah kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari Provinsi Papua (396), Jawa Tengah (318), DI Yogyakarta (176), Bali (173), dan Kalimantan Barat (89).

Persentase kasus baru AIDS berdasarkan faktor risiko adalah hubungan seksual tidak aman pada heteroseksual 84,5%, penggunaan jarum suntik berganti-ganti pada penyalahguna narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya) 6%, dari ibu (positif HIV) ke anak 3,9% dan LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki) 3,9%.

Jumlah Odha (Orang dengan HIV/AIDS) yang mendapatkan pengobatan obat antiretroviral (ARV) sampai dengan bulan Juni 2012 sebanyak 27.175, yang terdiri atas 96% (26.004) dewasa dan 4% (1.171) anak-anak.

Kasus baru HIV dan AIDS terus terdeteksi. Ini merupakan langkah penanggulangan di hilir. Artinya, yang ditangani adalah orang-orang yang sudah tertular atau mengidap HIV/AIDS.

Persoalan utama adalah tidak ada langkah konkret yang dijalankan pemerintah untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK).

Banyak daerah yang ‘menepuk dada’ dengan mengatakan di daerah nya tidak ada pelacuran hanya karena tidak ada lokalisasi pelacuran yang ditangani oleh dinas sosial setempat.

Maka, dengan kondisi tanpa program penanggulangan yang konkret di hulu, maka insiden infeksi HIV baru HIV akan terus terjadi. Yang terjadi kemudian adalah penyebaran HIV di masyarakat.

Walaupun langkah konkret dilakukan di hilir, tapi karena tidak ada langkah konkret di hulu maka penyebaran HIV/AIDS akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’. ***[Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia]***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.