Tanggapan
Berita. “ …. dalam kegiatan pramuka kita dapat melakukan upaya pencegahan
penularan HIV/AIDS sedini mungkin. Selama ini pramuka hanya dikenal sebagai
kegiatan yang diisi dengan kegiatan berkemah, tepuk tangan dan nyanyi-nyanyi
saja, tetapi kalau ternyata kegiatan pramuka juga dapat menjadi cara untuk
mencegah penularan HIV/AIDS khususnya pada generasi muda.” Ini pernyataan Wakil
Bupati Keerom, Prov Papua, Muh. Markum, SH (Cegah HIV/AIDS dengan Aktif dalam Kegiatan Kepramukaan. Generasi
Muda Harus Manfaatkan Waktu Luang dengan Kegiatan Positif, www.keeromkab.go.id, 14/8-2012).
Berita ini diterbitkan di situs
Pemkab Keerom, tapi tetap sebagai karya jurnalistik sehingga layak diselisik. Kab
Keerom dengan ibu kota Waris adalah kabupaten yang di sebelah timur berbatasan
langsung dengan Papua Nugini.
Tahun 2011 dilaporkan 34 kasus
HIV/AIDS di Keerom. Dari jumlah itu 4 HIV dan 30 AIDS (koranfakta.net, 5/2-2012).
Karena disebutkan bahwa ” .... kegiatan pramuka
juga dapat menjadi cara untuk mencegah penularan HIV/AIDS khususnya pada
generasi muda”, maka perlu penjelasan atau deskripsi tentang cara kegiatan
pramuka mencegah penularan HIV pada generasi muda.
Kalau kegiatan pramuka disebut
bisa mencegah generasi muda dari risiko tertular HIV, maka perlu penjelasan
yang konkret bagaimana kegiatan pramuka itu bisa mencegah penularan HIV pada
generasi muda.
Ya, selama mengikuti kegiatan
kepramukaan, seperti latihan baris berbaris, diskusi, berkemah, dll. memang remaja
putra tidak bisa melakukan kegiatan yang berisiko tertular HIV, misalnya,
melacur tanpa kondom.
Tapi, di luar kegiatan
kepramukaan ada saja remaja putra yang melacur tanpa kondom.
Disebutkan: “Kita tahu,
kalau sebagian besar orang yang terinfeksi HIV/AIDS adalah generasi muda
produktif yang berusia 20-29 tahun, padahal mereka adalah harapan bangsa. Nah,
salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengisi waktu luang
generasi muda ini melalui kegiatan dan aktifitas positif, salah satunya adalah
ikut kegiatan pramuka.”
Ada
fakta yang luput dari perhatian terkait dengan kasus HIV/AIDS yang banyak
terdeteksi pada remaja atau generasi muda yaitu kasus banyak terdeteksi pada
remaja penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya). Fakta ini
tidak pernah muncul karena kalangan dewasa sering mengalihkan realitas perilaku
berisiko kepada remaja.
Padahal,
fakta menunjukkan yang banyak tertular HIV/AIDS adalah ibu rumah tangga yang
menunjukkan mereka tertular dari suami yang merupakan laki-laki dewasa.
Yang perlu diberikan kepada remaja adalah cara mencegah penularan HIV/AIDS, terutama melalui hubungan seksual. Seiring dengan itu diberikan pula pendidikan moral yang bisa menengani dorongan seks remaja sebagai rem.
Selama
remaja tidak mendapatkan cara-cara pencegahan HIV yang konkret, maka selama itu
pula kian banyak remaja yang tertular HIV. ***[Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.