![]() |
sebuah sudut kota Bengkulu |
Perbedaan
angka yang dilaporkan tentu saja bisa karena keduanya pada posisi yang berbeda.
KPA hanya boleh menyebarkan angka kasus HIV/AIDS berdasakan data dari dinas
kesehatan. Sedangkan Kipas sebagai LSM mempunya data sendiri.
Data
Kipas mereka peroleh dari program penjangkauan terhadap populasi kunci yakni
waria, pekerja seks komersial (PSK), pelanggan PSK, gay, lesbian dan
penyalahguna narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya) dengan jarum suntik
bergantian sejak Juli 2011 hingga Juli 2012.
Dikabarkan
Kipas Bengkulu menemukan 49 kasus baru melalui penjangkauan pada populasi kunci di Kota
Bengkulu dan Kab Rejang Lebong. Kasus baru itu terdeteksi melalui tes HIV
dengan rapid test, seperti yang disampaikan Merly Yuanda, Koordinator Yayasan
Kipas Bengkulu.
Hasil
rapid test, menurut Merly, terdeteksi 11 di Rejang Lebong dan 38 di Kota
Bengkulu.
Kasus
baru itu diperoleh dari 466 populasi kundi di Kab Rejang Lebong dan 372 di Kota
Bengkulu. Penjangkauan Kipas menyentuh 8.145 populasi kunci yaitu 3.838 di Kab
Rejang Lebong dan 4.316 di Kota Bengkulu.
Jika diikuti standar baku tes HIV, maka hasil rapid test yang dilakukan Kipas itu lebih condong pada survailans tes HIV karena hasil tes tersebut. tidak dikonfirmasi dengan tes lain. Bisa saja tes dilakukan dengan reagent ELISA sebanyak tiga kali tapi dengan reagent dan teknik yang berbeda.
Disebutkan dalam berita: “ …. 50 persen di antaranya terinfeksi melalui seks bebas, ….”
![]() |
temuan mahasiswa Unej dalam metode tes HIV (antaranews.com) |
Pernyataan
ini tidak akurat karena kalau ‘seks bebas’ diartikan zina atau melacur, maka
tidak ada kaitan langsung antara ‘seks bebas’ dan penularan HIV.
Penularan
HIV melalui hubungan seksual bisa terjadi di dalam dan di luar nikah jika salah
satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali sanggama.
Yang
perlu dilakukan oleh Pemprov Bengkulu adalah membuat regulasi agar
laki-laki’hidung belang’ memakai kondom jika sanggama dengan PSK. Kasus
HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu-ibu rumah tangga membuktikan suami mereka
melacur tnapa kondom.
Tanpa
program penanggulangan yang konkret, maka penyebaran HIV/AIDS akan terus
terjadi di Prov Bengkulu yang kelak bermuara pada ‘ledakan AIDS’.
***[Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.