Tanggapan
Berita. “Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar (Prov Sulawesi Selatan-pen.)
mencatat kenaikan jumlah pengidap HIV/AIDS yang sangat pesat. Data terakhir,
pertambahan jumlah pengidap angkanya bahkan mencapai 31,8 persen.” Ini lead di berita “Pengidap HIV/AIDS Meningkat” (jpnn.com,
10/8-2012)
Angka
berupa jumlah kasus HIV/AIDS akan terus meningkat atau bertambah seiring dengan
jumlah kasus HIV/AIDS yang baru terdeteksi karena pelaporan kasus HIV/AIDS di
Indonesia dilakukan dengan cara kumulatif. Kasus lama ditambah kasus baru.
Begitu seterusnya sehingga angka kasus tidak akan pernah tutun biar pun banyak
pengidap HIV/AIDS yang meninggal.
![]() |
Sebuah lokasi pusat hiburan malam di Makassar |
Menurut
Kepala Dinas Kesahatan Kota Makasar, Naisyah Tun Asikin, dalam kurun lima tahun
terakhir peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS angkanya terus menanjak. Hanya
saja menurut dia, pertambahan jumlah pengidap HIV/AIDS tersebut, bukanlah
gambaran kegagalan program dinas kesehatan.
Dari
satu sisi penemuan kasus HIV/AIDS baru merupakan keberhasilan, tapi perlu
diingat bahwa itu terjadi di hilir. Artinya, Dinkes Kota Makassar menunggu ada
dulu penduduk yang tertular HIV/AIDS baru dideteksi.
Menemukan
kasus baru berarti memutus mata rantai penyebaran HIV karena yang terdeteksi
HIV/AIDS akan dikonseling agar tidak menularkan HIV kepada orang lain.
Tapi,
apakah Pemkot Makassar mempunyai mekanisme yang realistis untuk mendeteksi
kasus HIV/AIDS di masyarakat?
Tentu
saja tidak ada. Kasus-kasus yang terdeteksi umumnya karena mereka berobat
karena penyakit yang terkait dengan HIV/AIDS.
Kegiatan
di hilir, seperti tes HIV melalui klinik VCT (klinik tes HIV sukarela gratis
dengan konseling), pemberian obat antiretroviral (ARV), dll. adalah
penanggulangan di hilir.
Patut
pula dipertanyakan: Apakah kasus-kasus tsb. terdeteksi di masa AIDS?
Kalau
kasus HIV/AIDS di Kota Makassar banyak terdeteksi pada masa AIDS, maka itu
berarti mereka sudah tertular HIV antara 5 – 15 tahun sebelumnya. Celakanya,
pada rentang waktu tertular sampai terdeteksi mereka tidak menydari dirinya
sudah mengidap HIV/AIDS karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik
mereka.
Tapi,
para rentang waktu itu mereka sudah menularkan HIV kepada orang lain, terutama
melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Maka,
yang diperlukan adalah penanggulangan di hulu. Al. menurunkan insiden infeksi
HIV baru pada laki-laki ‘hidung belang’ melalui hubungan seksual dengan pekerja
seks komersial (PSK). Ini bisa dilakukan melalui intevensi berupa program
‘wajib kondom 100 persen’ bagi laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan
PSK di lokalisasi pelacuran.
Celakanya,
di Kota Makassar tidak ada lokalisasi pelacuran. Hiburan malam, sebagian ada
tempat transaksi seks dengan PSK, banyak terdapat di sepanjang Jalan Nusantara
di sisi pelabuhan Makassar. Jalan ini dijuluki sebagai “jalan vagina raya”.
Di
“jalan vagina raya” itulah kasus-kasus awal HIV/AIDS di Makassar terdeteksi.
Dalam suatu razia tahun 1997 ada empat PSK yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS.
Dua di antaranya menikah. Foto pengandin salah satu pasangan itu di muat di
koran lokal sehingga dinekal sebagai ‘pengantin AIDS’. Akibatnya, passangan itu
berkali-kali pindah kos karena dikenali tetangga dan mereka pun diusir.
Tapi,
karena tempat hiburan yang menyediakan transaksi seks bukan usaha legal karena
tidak ada izin usaha, maka program pencegahan tidak bisa diterapkan dengan
sanksi hukum.
Selain
risiko pada PSK langsung, yaitu PSK yang ada di tempat hiburan, penyebaran
HIV/AIDS di Kota Makassar justru didorong oleh PSK tidak langsung. Mereka ini
antara lain cewek-cewek yang mangkal di diskotek, pub, kafe, dan penyalahguna
narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya).
Seorang
aktivis AIDS di Kota Makassar mengatakan cewek-cewek penyalahguna narkoba
muda-muda dan cantik. Mereka ‘barter’ seks dengan uang untuk mendapatkan
narkoba.
Persoalanya,
seperti yang disampaikan aktivis tadi, laki-laki ‘hidung belang’ tidak merasa
mereka melakukan hubungan seksual berisiko karena tidak dilakukan dengan PSK
langsung di tempat hiburan. Cewek-cewek PSK tidak langsung itu melakukan
transaksi seks di hotel.
Maka,
risiko penyebaran HIV/AIDS di Kota Makassar terjadi melalui PSK langsung dan
PSK tidak langsung.
Penanggulangan
pada PSK langsung lebih mudah jika kegiatan pelacuran di lokalisir. Sedangkan
penjangkuan terhadap PSK tidak langsung sangat sulit karena mereka sama seperti
pengunjung diskotek, kafe, pub, dan lainnya
Langkah
yang harus dilakukan Pemkot Makassar adalah menurunkan insiden infeksi HIV baru
terutama pada laki-laki melalui hubungan seksual dengan PSK.
Jika
Pemkot Makassar tidak segera melakukan intervensi, maka insiden infeksi HIV
baru akan terus terjadi yang kelak akan bermuara pada ibu-ibu rumah tangga dan
bayi. Pada gilirannya penyebaran HIV akan berbuah ‘ledakan AIDS’. ***[Syaiful W.
Harahap/AIDS Watch Indonesia]***
PIN BB : 264093EF .HP : 085-756-676-237
BalasHapusHARI INI KAMI ADAKAN PROMO TERMURA & TERPERCAYA website:http://ardhanionlineshop.blogspot.com Produk dijamin asli
ARDHANI SHOP : Barang yang Kami Tawarkan Semuanya Barang Asli Original Ada Garansi Resmi Distributor dan Garansi TAM .
Semua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya.
Ready Stock ! Apple iPhone 5 32GB Rp.2.800.000,-
Ready Stock ! Apple iPhone 5S 32GB Rp.3.500.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy Note 3 Putih Rp.2.500.000,-
Ready Stock ! Apple iPhone 6 plus 32GB Rp.4.500.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy Note 4 SM-N910H Gold Rp. 3.3000.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy S5 Rp.2.600.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy S4 I9500 - PUTIH Rp.1.700.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy S6 32GB Rp.3.000.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy S6 edge 32GB Putih Rp.4.000.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy A3 Rp.1.500.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy A5 Rp.2.200.000
Ready Stock ! Samsung Galaxy E5 E500H Putih Rp.1.500.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy E7 E700H Putih Rp. 1.900.000,-
Ready Stock ! Apple iPhone 4S 16GB (dari Telkomsel) Rp.1.200.000,-
Ready Stock ! Samsung Galaxy Grand Prime SM-530H Rp.900.000
Ready Stock ! Asus Zenfone 2 ZE551ML RAM 4GB-64GB Rp.2.500.000,-