Catatan Redaksi.
Naskah ini dimuat di Harian "SUARA
PEMBARUAN", Jakarta,
6 Oktober 2001, yang merupakan liputan
ICAAP VI di Melbourne, Australia, al. berupa peringatan dari Dr Peter Piot,
waktu itu Direktur Eksekutif UNAIDS (Badan PBB untuk HIV/AIDS), tentang percepatan
penyebaran HIV/AIDS di Indonesia, terutama dengan faktor risiko jarum suntik
pada penyalahguna narkoba.***
PENGANTAR. KONGRES Internasional AIDS Asia Pasifik VI (The Sixth International
Congress on AIDS in Asia and the Pacific/ICAAP ) dibuka Jum’at (5/10), di Royal
Exhibition Buildings, Carlton, Melbourne,Australia. Kongres akan berlangsung
sampai 10 Oktober 2001 yang diikuti lebih 3.500 peserta dari seluruh dunia.
Sebagai peserta yang mendapat bea siswa dari Ford
Foundation, Syaiful W. Harahap, yang mengkhususkan diri pada penulisan HIV/AIDS,
mengirimkan laporannya. Redaksi
MELBOURNE - Kalau di beberapa kawasan, seperti Eropa Barat, Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru serta Afrika angka infeksi HIV baru di kalangan penduduk dewasa sudah mulai menunjukkan grafik yang mendatar sejak awal 1990-an, tetapi di kawasan Asia Pasifik yang terjadi justru sebaliknya. Angka infeksi baru di kalangan penduduk dewasa terus bertambah.
Penurunan kasus infeksi HIV baru tersebut bukan
karena sudah ada obat AIDS atau vaksin HIV, tetapi masyarakat di kawasan
tersebut sudah menerapkan cara-cara pencegahan HIV yang realistis yaitu
menghindarkan diri dari kegiatan-kegiatan yang berisiko tinggi tertular HIV.
Dari 34,3 juta kasus HIV/AIDS secara global 6,4
juta tercatat di kawasan Asia Pasifik. Namun, karena penduduk di Asia Pasifik
lebih dari separuh populasi dunia sehingga penyebaran HIV di kawasan ini sangat
potensial menjadi ledakan epidemi.
Itulah
salah satu alasan yang mendorong pelaksanaan kongres AIDS di kawasan Asia
Pasifik setiap dua tahun di antara pelaksanaan konferensi AIDS sedunia untuk
mendapatkan gambaran tentang berbagai hal dan menjadi ajang pembelajaran serta
saling tukar pengalaman. Kongres pertama tahun 1991 di Canberra, Australia,
kemudian di New Delhi, India (1993), Chiang Mai, Thailand (1995), Manila,
Filipina (1997), Kuala Lumpur, Malaysia (1999).
Biar
pun prevalensi (persentase HIV positif) di kalangan penduduk dewasa yang
berumur antara 15-49 di beberapa negara di kawasan Asia dan Pasifik di bawah
satu persen (di beberapa negara, seperti Kamboja, Myanmar dan Thailand
prevalensinya tinggi) dalam masyarakat tetapi epidemi HIV bisa menjadi dahsyat.
Maka,
kalau hanya berpatokan pada prevalensi di masyarakat (jumlah kasus yang
tercatat dibagi jumlah penduduk) akan bisa menimbulkan perhitungan yang meleset
terhadap epidemi HIV. Soalnya di Malaysia, Nepal, Vietnam dan beberapa provinsi
di Cina angka infeksi HIV di kalangan pengguna narkoba (narkotik dan
bahan-bahan berbahaya) dengan jarum suntik (injecting drug user/IDU) sangat tinggi.
Dalam
pidato pembukaan Dr Peter Piot, Direktur Eksekutif UNAIDS, secara khusus
menyoroti peningkatan epidemi HIV di kalangan IDU di Indonesia. Di Indonesia
sendiri kasus komulatif HIV/AIDS sampai 30 Juni 2001, seperti dilaporkan Ditjen
PPM & PL Depkes, tercatat 2.150. Dari jumlah ini tercatat 415 IDU yang
terdiri atas 309 HIV dan 106 AIDS. Estimasi UNAIDS/WHO kasus HIV/AIDS di
Indonesia 52.000, sedangkan Depkes memperkirakan 120.000 kasus. Jumlah ini
bertambah drastis karena diperkirakan ada 60.000 - 80.000 pengguna narkoba
suntikan.
Isu
dan tantangan yang berbeda-beda muncul ketika aspek politik bergandengan dengan
masalah sosial dan budaya sehingga mempengaruhi pembuat kebijakan. Selain
pembicara utama akan dibahas pula 243 makalah utama dari berbagai aspek, antara
lain terapi dan perawatan, pencegahan, sosial dan ekonomi, gender dan
seksualitas. Dari Indonesia tercatat 7 makalah. Yang terbanyak dari India (66)
dan Thailand (47).
Estimasi
Beberapa
estimasi menunjukkan di Cina ada tiga juta IDU, 45 persen di antara mereka
menggunakan jarum suntik dan semprit secara bergantian. Sudah dilaporkan
infeksi HIV di kalangan IDU dari 25 provinsi di Cina. Di Cina dan Vietnam 65 -
70 persen kasus infeksi HIV terjadi di kalangan IDU. Saat ini diperkirakan
122.350 penduduk Vietnam terinfeksi HIV. Survei tahun 1999 menunjukkan 56% IDU
dan 47% pekerja seks di Myanmar tertular HIV.
Pada
tahun 2005 diperkirakan setiap tahun 800.000 penduduk di kawasan Asia Pasifik
akan meninggal karena AIDS. Di Thailand saja dengan 800.000 kasus HIV/AIDS
mulai tahun 2006 diperkirakan setiap tahun 50.000 penduduk negeri itu akan
meninggal karena AIDS. Di Vietnam akan ada kematian 11.000 penduduk setiap
tahun mulai tahun 2005. Secara global setiap menit setiap hari 11 penduduk
dunia terinfeksi HIV. Satu dari sepuluh penduduk yang terinfeksi itu berusia di
bawah 15 tahun.
Epidemi
HIV akan menjadi beban besar bagi negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik.
Thailand, misalnya, sampai tahun 2000 sudah mengeluarkan dana untuk biaya
langsung dan tidak langsung terhadap epidemi HIV sebesar 8,7 miliar dolar AS
(setara dengan Rp 78,3 triliun). Untuk tes HIV dengan ELISA di Indonesia saat ini Rp 47.000 dan tes konfirmasi dengan Western blot Rp 522.000. Harga obat
antiretroviral (obat untuk menekan pertumbuhan HIV di dalam darah) sekitar Rp 5
juta per bulan. Jumlah ini belum termasuk jasa dokter atau obat-obat lain.
BalasHapusJUAL Obat Aborsi Di Purwakarta MANJUR UNTUK USIA 1-7 BULAN.
Cytotec Asli Di Purwakarta YANG KAMI JUAL RESMI DARI RUMAH SAKIT, JADI ANDA TIDAK PERLU RAGU LAGI UNTUK ORDER Obat Penggugur Kandungan Di Purwakarta
YANG KAMI JUAL KARENA BERGARANSI DAN DIJAMIN 100% TUNTAS TANPA HARUS KURET LAGI.
Ciri Cytotec Asli adalah obatnya tidak ada bentuk lain selain persegi enam dan warnanya pun cuma putih.
✔ Obat Aborsi Di Purwakarta
✔ Obat Penggugur Kandungan Di Purwakarta
✔ Obat Cytotec Asli Di Purwakarta
✔ Cytotec Asli Di Purwakarta
✔ Obat Aborsi Di Jakarta